Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
SWOA Inovasi UAD untuk Kelola Sampah Secara Otomatis
6 Februari 2025 16:50 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Pertemuan LPPM UAD dan Walikota Yogyakata (Dok Humas UAD)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkdads7vsdtk00b2w3kqzer5.jpg)
ADVERTISEMENT
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengundang Wali Kota terpilih Kota Yogyakarta, Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), untuk melihat secara langsung alat Smart Organic Waste Analyzer (SWOA) yang berada di Kompleks Pelita Sedayu, Argorejo, Sedayu, Kabupaten Bantul, Senin, 3 Februari 2025.
ADVERTISEMENT
Kunjungan ini bertujuan melihat langsung efektivitas alat pemrosesan sampah otomatis yang diterapkan di kampung tersebut. Pertemuan juga dalam rangka penjajakan kerja sama antara UAD dengan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mengentaskan masalah sampah.
SWOA dapat mengolah limbah sampah organik menjadi pupuk organik berkualitas tinggi. Alat ini bekerja dengan cara mengaduk sampah yang telah disemprotkan pelarut EM 4. Ada dua jenis pupuk yang dihasilkan dari, yakni pupuk padat dan pupuk cair.
Alat tersebut menggunakan tong sehingga tak menghabiskan banyak tempat. Bahkan, proses pengolahan limbah yang terjadi berjalan secara otomatis dan dapat dipantau dari jarak jauh melalui aplikasi di ponsel. Hal tersebut membuktikan bahwa alat ini cocok digunakan sebagai solusi dari masalah sampah di Kota Yogyakarta yang semakin parah.
ADVERTISEMENT
Prof. Ir. Anton Yudhana, S.T., M.T., Ph.D. sebagai Kepala LPPM UAD menyampaikan tentang waktu yang dibutuhkan untuk menerapkan pengelolaan limbah mulai dari mengedukasi warga hingga warga memiliki kesadaran untuk membantu memilah sampah secara mandiri di rumah mereka masing-masing.
“Kesadaran masyarakat adalah kunci dari berjalannya sistem ini, warga cukup memilah sampah organik dan anorganik secara mandiri di rumah yang kemudian sampahnya diolah oleh tim kami,” imbuhnya.
Sementara itu, Hasto Wardoyo mengapresiasi keberadaan alat tersebut dan berharap segera terjalin kerja sama dengan UAD untuk menyebarluaskannya di Kota Yogyakarta. Saat ini Kota Yogyakarta sedang dalam darurat sampah dengan tumpukan sampah di depo yang mencapai ribuan ton.
“Dengan sistem pengelolaan limbah sampah yang sukses di sini, harapannya dapat direplikasi di satu kelurahan di Kota Yogyakarta dengan sistem yang sama,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Di waktu yang bersamaan, Hasto Wardoyo diajak untuk melihat kinerja dari alat pengolah limbah anorganik tersebut. Terlihat alat berbentuk tong dengan hasil olahan berupa pupuk cair dan pupuk padat di sampingnya serta aplikasi yang digunakan untuk memantau pengolahan sampah dari jarak jauh. (ito)