Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengikis Kesengsaraan Harapan Bangsa melalui Literasi
20 Maret 2023 12:57 WIB
Tulisan dari Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Literasi adalah jembatan dari kesengsaraan menuju harapan. Ini adalah alat untuk kehidupan sehari-hari dalam masyarakat modern." Kofi Annan
ADVERTISEMENT
Literasi menjadi komponen penting bagi setiap orang, untuk siap menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Seperti kalimat di atas sederhana akan tetapi sangat kaya makna, bagaimana seseorang harus mampu menuju harapan dan terhindar dari kesulitan apalagi dengan kondisi yang cukup ekstrim dalam perkembangan teknologi maupun informasi ini.
Harvey J. Graff (2006), menjelaskan Literasi adalah suatu kemampuan dalam diri seseorang untuk menulis dan membaca literasi merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya. Melalui kemampuan pemahaman literasi yang tinggi maka seseorang akan mampu membaca dunia.
Faktanya sampai saat ini minat baca anak bangsa kita masih tergolong rendah. Hal ini ditunjukan dari hasi survey UNESCO (2020) minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001% atau dari 1000 orang hanya 1 saja yang rajin membaca. Selain pendapat dari UNESCO fakta lain yang juga menyedihkan adalah hasil survey Program for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2018, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.
ADVERTISEMENT
Merdeka Belajar Episode ke-23
Berbagai fakta yang terjadi di Indonesia, menggelitik Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tenologi (Kemendikbudristek) Nadiem Anwar Makariem melakukan gebrakan dalam menjawab tantangan rendahnya kemampuan literasi anak-anak Indonesia akibat rendahnya kebiasaan membaca sejak dini. Nadiem menuturkan “Penyebab rendahnya kebiasaan membaca adalah masih kurang atau belum tersedianya buku bacaan yang menarik minat peserta didik”.
Jakarta (27/2) di kantor Kemdikbudristek, Nadiem meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk literasi Indonesia. Program ini berfokus pada pengiriman buku bacaan bermutu untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) yang disertai dengan pelatihan Guru.
Sebelumnya pada tahun 2022, Kemendikbudristek telaha menyediakan lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan yang bermutu disertai pelatihan dan pendampingan untuk lebih dari 20 ribu PAUD dan SD yang paling membutuhkan di Indonesia. Pemberian buku ini diharapkan dapat meningkatkan minat baca peserta didik, sedangkan guru-guru dan pustakawan sekolah yang mendapatkan pelatihan dapat benar-benar memahami kegunaan dan kebrmanfaatan buku yang diterima sehingga tidak ada kesia-sian buku yang menumpuk diperpustakaan.
ADVERTISEMENT
Pengiriman buku tentunya juga sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan hasil Asesemen Nasional (AN) Tahun 2021, Indonesia mengalami darurat literasi yaitu satu dari dua peserta didik jenjang SD sampai SMA belum mencapai kompetensi minimum literasi.
Mengikis Kesengsaraan, Harapan Masa Depan
Dukungan pemerintah melalui berbagai kebijakan dari Kemendikbudristek dan berbagai program yang sudah diluncurkan harapannya dapat mengikis kesengsaraan masyarakat. Hal ini tentunya harus dimulai sejak dini mulai peserta didik masih di jenjang PAUD sampai atas. Kepedulian berbagai pihak pendidik, kepala sekolah dan orang tua menjadi faktor pendukung utama untuk kesuksesan peserta didik dalam meningkatkan kemampuan literasi.
Menurut Penulis, pembiasaan-pembiasaan kecil baik di rumah maupun disekolah seperti mengajarkan anak-anak untuk membuat sebuah projek semacam puisi mengikuti tema keseharian yang lagi hots. Projek yang diberikan bisa dikerjakan di rumah, dengan menuntut pendampingan orang tua untuk mendukung anaknya berhasil membuat suatu karya. Agar anak lebih termotivasi lagi tentunya karya ini tidak hanya di kumpukan saja akan tetapi di review dan karya terbaik ditampilkan di majalah dinding sekolah. Sedangkan kumpulan hasil karya anak bisa dijadikan sebuah buku yang terdaftar ISBN yang akan menjadi kenangan membanggakan bagi siswa, orang tua, guru maupun pihak sekolah.
ADVERTISEMENT
Pembiasaan lain dapat dilakukan dengan melatih dalam menulis, menambah kosa kata, membaca dan menganalisis masalah yang berkiatan dengan kehidupan sehari-hari. Melalui pembiasaan kecil seperti ini tentunya akan semakin membuat peserta didik termotivasi untuk terus membaca dan belajar, apa lagi sekarang dengan dukungan pemerintah yang memberikan buku sebagai sumber belajar maupun referensi pengetahuan bagi peserta didik.
Bagaimanapun literasi memiliki berbagai manfaat bagi semuanya, melalui literasi membangun kemampuan individu yang kritis, kreatif dan inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan. Melalui literasi akan memberikan manfaat bagi kita semua seperti meningkatkan fokus dan meningkatkan kemampuan analisis penyelesaian masalah, mengoptimalkan kerja otak, mempertajam dalam menangkap makna dari suatu informasi yang sedang dibaca dan menambah wawasan serta informasi baru.
ADVERTISEMENT
Program peluncuran buku Kemendikbudristek dan pelatihan yang diberikan tentunya sebagai salah satu langkah mengikis kesengsaraan masyarakat ke depan dalam mengahadapi tantangan global. Program Kemendikbudristek ini akan optimal apabila didukung oleh berbagai pihak masyarakat, melalui membaca buku dapat melihat pengalaman baru yang berbeda dari kehidupannya melalui kejadian yang dialami oleh tokoh dalam cerita tersebut.
Dengan membaca buku, pembaca dapat mengeksplorasi dan berimajinasi tentang dunia baru. Buku menjadi cerminan dalam merefleksikan pengalaman hidupnya sendiri melalui cerita buku yang dibaca. Dengan membaca dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis anak, sehingga mampu menganalisis berbagai permasalahan yang dihadapi. Pemahaman literasi yang bagus, menciptakan masyarakat yang cerdas sehingga dapat menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan.