Merokok Bisa Membuat Perut Buncit, Ini Penjelasan Medis

Konten dari Pengguna
29 Agustus 2022 11:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gambar (sutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gambar (sutterstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagian besar dari masyarakat percaya bahwa merokok dapat membuat seseorang mengalami penurunan berat badan. Padahal sebenarnya perilaku merokok merupakan salah satu kegiatan yang dapat memicu terjadinya obesitas sentral atau kelebihan lemak di bagian perut.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil penelitian menyebutkan bahwa faktor penyebab obesitas sentral meliputi faktor usia, jenis kelamin, status ekonomi, kebiasaan berolahraga, konsumsi serat, konsumsi makanan berlemak dan perilaku merokok.
Vella Rohmayani Dosen Prodi Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Program Sarjana Terapan UM Surabaya memaparkan hasil studi yang telah dilakukan Obesity Society diperoleh data bahwa lingkar perut pada perokok lebih besar dibandingkan dengan non perokok.
Menurut Vella walaupun sebenarnya perokok mempunyai berat badan ideal. Perilaku merokok dapat mempengaruhi pola penyebaran lemak di tubuh. Pada perokok lemak dapat terpusat di perut dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya.
Perilaku merokok memicu timbulnya berbagai masalah kesehatan. Lemak yang ada di dalam tubuh bisa mengeluarkan senyawa sitokin dan hormone yang bisa menyebabkan terganggunya mebolisme tubuh.
ADVERTISEMENT
“Senyawa sitokin bisa menyebabkan terjadinya peradangan sehingga memicu penyakit stroke, jantung dan darah tinggi,”jelas Vella Rabu (24/8/22)
Vella menerangkan kondisi perut buncit juga dapat meningkatkan produksi kolestrol buruk dalam tubuh. Hal inilah yang kemudian menyebabkan perut buncit bisa meningkatkan risiko penyakit kolestrol.
“Selain menyebabkan penyakit kolestrol perut buncit juga dapat menyebabkan meningkatan risiko diabetes, gangguan pernafasan dan penyakit kardiovaskular yang bisa memicu kematian dini,”imbuhnya lagi.
Vella yang juga Anggota Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) UM Surabaya mengingatkan pentingnya edukasi bahaya merokok. Karena dengan tidak merokok dapat menghindarkan kita dari berbagai macam gangguan kesehatan.