Klenteng Dewi Kwan Im yang Berdiri Kokoh Sejak 1700 Masehi

Urban Id
Partner 1001 Media Online kumparan
Konten dari Pengguna
5 Februari 2019 16:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Urban Id tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah pengunjung ketika sembahyang di Klenteng Dewi Kwan Im, Palemban Id. (Foto: ABP/Urban Id)
Saat perayaan Imlek, umat budhis di Kota Palembang akan berduyun-duyun melakukan sembahyang di Klenteng Dewi Kwan Im yang berlokasi di Kelurahan 10 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Kota Palembang. Klenteng Dewi Kwan Im merupakan tempat beribadah warga etnis Tionghoa yang tertua di kota yang terkenal dengan ikon Jembatan Ampera. Bangunan tersebut sudah berdiri sejak tahun 1700 masehi.
ADVERTISEMENT
Ketika memasuki klenteng tersebut, maka akan disambut dengan aksara Han yang terlihat jelas dengan warna emas dibalut dengan latar merah sehingga menambah kesan megah. Terlebih, kegagahan Klenteng Dewi Kwan Im kian terlihat dengan adanya pilar-pilar penyanggah berdiameter sekitar 30 centimeter. Di tahun baru Cina yang jatuh pada tanggal 5 Februari 2019, warga Tionghoa yang berasal dari berbagai macam daerah di Sumatera Selatan silih berganti berdoa di klenteng ini, tak ayal panitia sudah menyiapkan puluhan ribu lembar kertas doa yang siap dibakar. Pengurus Klenteng Dewi Kwan Im, Harun mengatakan, klenteng ini sudah berusia ratusan tahun, dan memang menjadi tempat favorit warga Tionghoa untuk menjalankan ibadah saat tahun baru Imlek. Dahulu, Klenteng Dewi Kwan Im dibangun secara bersama oleh para perantau Tionghoa yang ke Kota Palembang pada tahun 1700 masehi. Dimana pada saat itu, mereka tidak memiliki tempat untuk singgah dan beribadah. Dalam membangun klenteng ini sengaja dipinggir sungai karena dahulunya jalur lalulintas di Bumi Sriwijaya ini hanya perairan yakni Sungai Musi. "Jika dibangun dipinggir sungai maka lebih mudah mendapatkan logistik dan tidak repot," katanya, Selasa (5/2/2019). Lalu, pemberian nama Dewi Kwan Im pun memiliki makna tersendiri. Dikisahkan, karena Dewi Kwan Im memiliki hati sangat lembut dan baik. Yang mana, saat masa kecilnya sang dewi selalu diperlakukan diskriminai oleh keluarganya. Meski demikian, saat sang dewi sudah dewasa, dirinya tidak membalas perbuatan buruk yang telah dialaminya, tapi justru bersikap baik dan lembut. Bahkan, menyelamatkan orangtua dan keluarganya saat diserang oleh seekor harimau. Sehingga, dewi pun diangkat ke langit akibat kebaikan dan kelembutan hatinya. Sedangkan, harimau tersebut menjadi tunggangannya. Dengan kisah itulah akhirnya klenteng ini diberi nama Dewi Kwan Im agar kelak yang beribadah mampu mendapatkan kebaikan. "Menurut kepecayaan Tionghoa, arti Dewi Kwan dan Im itu bisik-bisik. Jadi jika kita berdoa dengan tulus dan bisik-bisik maka dewi ini akan datang," katanya. Kini, klenteng yang memiliki luas sekitar 7 ribu meter persegi ini menjadi salah satu peninggalan sejarah budaya Tionghoa di Kota Palembang. Bahkan patung dewa-dewi pun masih tersusun rapi di dalam klenteng Dewi Kwan Im ini, menurut kepercayaan keberadaan dewa-dewi tersebut sebagai pelindung, dan pemberi rezeki. "Tak heran jika setiap tahun maka klenteng ini akan ramai didatangi warga tionghoa yang berdoa," katanya.(jrs)
ADVERTISEMENT