10 Helikopter Dikerahkan untuk Padamkan Karhutla di Sumsel

Konten Media Partner
10 Oktober 2019 17:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Upaya pemadaman karhutla melalui water bombing di Sumsel. (foto: BPBD Sumsel)
zoom-in-whitePerbesar
Upaya pemadaman karhutla melalui water bombing di Sumsel. (foto: BPBD Sumsel)
ADVERTISEMENT
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan, masih terus terjadi. Bahkan, berdasarkan pantauan satelit Lapan, terdapat 342 titik panas pada 10 Oktober 2019. Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kini menambah peralatan untuk pemadaman api, termasuk helikopter.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Ansori, mengatakan telah mendapatkan bantuan satu helikopter tambahan dari Riau untuk penanganan karhutla di Sumsel. Dengan begitu, total ada 10 unit helikopter yang dikerahkan untuk dapat segera menyelesaikan karhutla.
Pelajar dan warga beraktivitas yang diselimuti kabut asap karhutla. Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
"Karhutla di Riau dianggap sudah tidak terlalu banyak, sehingga satu unit helikopter diperbantukan ke Sumsel. Total kini sudah ada 10 helikopter yang siaga di Sumsel, 2 unit difokuskan untuk patroli dan sisanya untuk water bombing," katanya, Kamis (10/10).
Ansori bilang, luasan karhutla saat ini mencapai 106 ribu hektare, tersebar di 11 kabupaten/kota di Sumsel. Untuk wilayah yang paling terdampak karhutla diantaranya; Kabupaten OKI dengan luas mencapai 40.165 hektare, Musi Banyuasin seluas 30.279 hektare, dan Banyuasin seluas 18.094 hektare.
Proses pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Riau. Foto: Faiz Zulfikar/kumparan
"Seperti untuk di wilayah OKI, kita sudah tambah jumlah satgas darat dan udara, tapi memang upaya pemadaman terhambat akibat lokasi karhutla yang sulit dijangkau dari darat," katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, upaya teknik modifikasi cuaca (TMC) belum dapat kembali dilakukan mengingat awan penghutan yang belum ditemukan. Meski begitu, pesawat untuk TMC tetap disiagakan di Lanud Sri Mulyono Herlambang, Palembang. (jrs)