323 Ribu Warga Sumsel Terserang ISPA Akibat Karhutla

Konten Media Partner
30 Agustus 2019 18:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kabut asap yang menutupi ruas jalan. (Foto: Dok Kumparan.com)
Selama Tujuh bulan terakhir ini, setidaknya ada 323.649 ribu warga Sumatera Selatan yang terserang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Di bulan Juli saja, ada 37.536 ribu warga Sumsel yang terkena Ispa.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel Lesty Nuraini melalui Kabid Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Fery Yanuar mengatakan 323 ribu warga Sumsel yang terkena ISPA tersebut disebabkan oleh berbagai penyakit baik demam, pilek, dan batuk. Apalagi ditambah dengan Karhutla dan musim kemarau ini jumlah warga yang terkena ISPA terus bertambah.
“Faktor Karhutla dan kemarau itu juga berpengaruh tetapi itu tidak terlalu besar. Tetapi yang terpenting itu faktor daya tahan tubuh seseorang itu yang sangat berpengaruh,” kata Fery, Jumat (30/8).
Dari data ISPA secara komulatif dari Januari hingga Juli kota Palembang yang paling parah dengan 90.906 ribu warga Sumsel yang terkena ISPA. Disusul Banyuasin 42.382 ribu, Muara Enim 40.578 ribu, Musi Banyuasin 25.965 ribu, Lahat 18.651 ribu, OKI 13.292 ribu , OKU Timur 12.234 ribu.
ADVERTISEMENT
Disusul, Prabumulih 11.479 ribu, OKU 10.943 ribu, Ogan Ilir 10.825 ribu, Musi Rawas 10.522 ribu, Pali 9.685 ribu, Lubuk Linggau 9.123, OKU Selatan 6.191 ribu, Empat Lawang 4.151 ribu, Muratara 3.706, dan Empat Lawang 4.151 ribu. “Yang terparah itu ada di Palembang dengan 90.906 ribu sedangkan terendah itu di Empat Lawang 4,151 ribu orang,” ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya sudah melakukan sejumlah antisipasi pencegahan dan penanggulangan. Daerah yang paling rawan terdampak oleh kabut asap adalah Palembang, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Lahat. “Untuk Palembang, sebenarnya bukan sumber asap, namun menjadi wilayah paling parah terdampak asap seperti yang terjadi pada 2015 kemarin," ungkapnya.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat bila terjadi peningkatan kasus penderita ISPA, pneumonia, konjungtivitis, dan diare di daerah, maka pihaknya meminta kepada surveilans kesehatan melakukan langkah-langkah pengendalian dengan cermat. “Bila terjadi peningkatan kasus atau KLB penyakit tertentu, segera lapor ke dinas kesehatan setempat dan Dinkes Sumsel,” pungkasnya. (bo)
ADVERTISEMENT