Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
4 dari 6 Pemuda Palembang yang Hilang di Garut Sempat Bekerja di Jateng
19 Mei 2020 19:04 WIB
ADVERTISEMENT
Keberadaan 4 dari 6 pemuda asal Palembang yang dinyatakan hilang di Garut, Jawa Barat pada tahun 2017 lalu, sempat terlacak berada di Banjarnegara, Jawa Tengah. Keempatnya sempat bekerja di sebuah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) di Karangkobar.
ADVERTISEMENT
Hal itu dikatakan Juwita Puspita Sari (32 tahun), istri dari Taufan. Menurutnya, peristiwa itu terjadi pada pertengahan 2018, dimana Juwita dan ibu mertuanya yang masih menggali informasi berangkat ke Cirebon, Jabar, guna melakukan pencarian.
"Disana kami sempat menginap di rumah saudara. Nah saat itu, kami dikenalkan dengan seorang yang ahli IT dan bisa melacak nomor ponsel," katanya kepada Urban Id, (19/5).
Saat mencoba mengecek nomor ponsel keenamnya, kebetulan saat itu nomor milik Aat ternyata aktif. Tapi saat dihubungin yang menjawab telepone bukan lah Aat tapi orang lain dengan logat bahasa khas Jawa.
"Aktif sekitar tiga hari. Tapi saat ditelpon yang bersangkutan mengaku keberadaannya selalu berubah-ubah," katanya.
Setelah ditelusuri, kata Juwita, ternyata lokasi nomor ponsel itu diketahui berada di Desa Selatri, Kecamatan karangkobar, Jawa Tengah. Setelah mendapatkan info itu, Juwita meminta orang tua Kevin dan Adit untuk ikut ke lokasi.
ADVERTISEMENT
"Sampai di daerah itu, kami hanya menemui sebuah proyek PLTM dan sinyal nomor ponsel itu terakhir diketahui aktif dan berasal dari dalam kawasan proyek tersebut," katanya.
Selanjutnya, kata Juwita, mereka kemudian mencoba berkomunikasi dengan salah satu mandor yang ada di proyek tersebut, dan menunjukkan foto keenamnya. Alhasil, mandor tersebut mengaku mengenal 4 orang di antaranya. Yakni Aat, Kevin, Ihsan, Dian Wahyudi. Sementara Taufan dan Adit tidak dikenalnya.
"Mandor itu bilang empat orang itu memang pernah bekerja di proyek itu, tapi hanya empat hari. Menurut mandoor itu mereka malas-malasan dan memang terlihat tidak bisa kerja susah," katanya.
Selanjutnya, menurut Juwita, keempat orang itu kemudian meminta izin kepada sang mandor untuk berhenti bekerja dan meminta ongkos pulang. Saat itu, diberikan lah uang sebesar Rp 1,5 juta kepada mereka. Namun setelahnya mandor itu tidak tahu lagi keberadaannya.
ADVERTISEMENT
"Agar lebih yakin kami juga mencoba bertanya dengan ibu penjual kantin yang ada di proyek itu. Ternyata sang ibu juga mengenali Kevin yang sering belanja ke tempatnya," katanya.
Namun, Juwita mengaku bingung kenapa hanya empat orang saja yang sempat terlihat setelah hampir satu tahun keenamnya hilang kontak. Meski begitu, upaya pencarian pun terus dilakukan meski hingga saat ini belum didapati titik terang terkait keberadaan mereka.
"Saya masih berdoa agar suami saya selamat. Apalagi dia memiliki empat orang anak yang masih kecil," katanya. (jrs)
****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!