Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
5 Cara Membuat Kain Jumputan Khas Palembang yang Ramah Lingkungan
17 Desember 2019 20:50 WIB

ADVERTISEMENT
Kain jumputan khas Palembang dapat dilakukan pewarnaan alami ramah lingkungan atau tanpa menggunakan pewarna tekstil. Berikut beberapa cara membuat kain jumputan dengan pewarna ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
1. Menggunakan pewarna dari kayu
Serat kayu memiliki warna alami yang dapat digunakan sebagai pewarna kain jumpatan. Larutan dari serbuk kayu-kayuan memiliki kualitas yang cukup baik, alami dan ramah lingkungan.
2. Membuat Motif
Membuat motif harus melewati beberapa tahapan proses, seperti mordan kain, proses pembuatan jumputan, proses pembuatan zat warna alam pada tumbuhan dan proses pewarnaan jumputan
Kemudian hal terpenting, dalam membuat kain jumputan adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan.
3. Melukis pola
Pewarna alami kain jumputan bisa menghasilkan warna yang berbeda. Pada pembuatan motif kain jumputan dengan mencetak gambar, harus melalui tahapan melukis pola-pola dan proses ikat-jahit.
4. Proses pencelupan
Pencelupan pada motif bisa dilakukan secara manual, semakin sering dicelupkan, warna bahan alami makin bagus. Paling tidak butuh 10 hingga 20 kali pencelupan agar hasilnya bagus, sehingga untuk menyelesaikan satu kain jumputan bisa satu minggu.
ADVERTISEMENT
5. Pahami pola warna
Pewarna alami yang digunakan bisa menghasilkan warna-warna berbeda, misal gambir jadi warna hitam, orange, hijau, lumut dan kuning. Jika menggunakan tegaran, bisa menghasilkan warna kuning dan cokelat.
Selain itu aerbuk mahoni menghasilkan warna cokelat muda dan cream. Sedangkan serat secang menghasilkan warna pink, ungu dan peach. Ada lagi warna dari fermentasi daun indigo vera yang menjadi warna biru dan hijau. (eno)