Konten Media Partner

50 dari 121 Siswa yang Diduga Keracunan MBG di PALI Dinyatakan Pulih

6 Mei 2025 10:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siswa SD di PALI saat berada di RSUD Talang Ubi PALI untuk mendapatkan perawatan karena diduga mengalami keracunan Makan Bergizi Gratis. Foto : Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Siswa SD di PALI saat berada di RSUD Talang Ubi PALI untuk mendapatkan perawatan karena diduga mengalami keracunan Makan Bergizi Gratis. Foto : Istimewa
ADVERTISEMENT
Sebanyak 50 dari 121 siswa yang diduga mengalami keracunan usai mengkonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) telah diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik. Sementara itu, 71 siswa lainnya masih menjalani perawatan intensif di RSUD Talang Ubi untuk observasi lanjutan.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sumsel, Deddy Irawan, mengungkapkan bahwa tim surveilans dan pusat krisis Dinkes Sumsel telah diberangkatkan ke PALI untuk mendukung penyelidikan bersama Dinkes PALI.
“Saya juga akan menuju PALI hari ini untuk memantau langsung situasi,” ujarnya, Selasa (6/5/2025).
Menurut laporan terbaru, jumlah siswa yang diduga mengalami keracunan meningkat dari 64 menjadi 121 orang, mencakup siswa dari tingkat PAUD hingga SMA. Para korban mengalami gejala mual, muntah, dan pusing setelah menyantap makanan MBG sekitar pukul 11.00 WIB hingga 12.00 WIB.
"Ketika itu mereka mengalami gejala pusing mual setelah menyantap Makan Bergizi Gratis dan langsung di bawah ke rumah sakit, " kata dia.
Deddy menyebut MBG yang didistribusikan kepada para siswa berasal dari satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang melayani sekitar 2.000-3.000 siswa di wilayah tersebut. Program ini telah berjalan sejak Februari 2025.
ADVERTISEMENT
Untuk memastikan penyebab keracunan, sampel makanan, muntahan siswa, serta air yang digunakan untuk memasak di SPPG telah dikirimkan ke laboratorium untuk dianalisis. Hasil uji laboratorium ini akan menjadi dasar dalam menentukan langkah selanjutnya terkait program MBG.
“Kami juga telah mengumpulkan sampel makanan sisa dan air masak di SPPG untuk diperiksa di laboratorium. Ini dilakukan guna memastikan penyebab keracunan yang dialami para siswa,” jelasnya.