Atlet Loncat Indah di Palembang Terpaksa Berlatih di Kolam Berlumut

Konten Media Partner
2 Juli 2019 16:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi kolam renang yang berlumut. (Dok. istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi kolam renang yang berlumut. (Dok. istimewa)
ADVERTISEMENT
Sudah lebih dari 2 bulan sambungan listrik di komplek Jakabaring Sport City (JSC) Palembang diputus karena tunggakan biaya listrik. Selama itu pula, air di kolam renang akuatik tak pernah disaring atau tersirkulasi, sehingga kondisinya kini berlumut.
ADVERTISEMENT
Pelatih Atlet Loncat Indah Sumatera Selatan, Meirizal Usra, mengatakan PT JSC selaku pengelola juga sudah tak lagi memberikan filter air secara kimia. "Karena tidak ada sambungan listrik di venue, maka mesin untuk penyaringan air tidak dapat difungsikan," kata Meirizal, Selasa (2/7).
Para atlet loncat indah, menurut Meirizal, terpaksa berlatih di kolam kotor tersebut untuk mempersiapkan diri menjelang perhelatan Pra-Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua.
"Atlet bahkan sering mengeluhkan gatal-gatal usai latihan," kata Meirizal. "Ada juga atlet yang mengeluh sempat menelan air, kemudian keesokan harinya terserang diare. Oleh karena itu, saya selalu ingatkan untuk memperbanyak konsumsi air mineral setelah melaksanakan latihan."
Air kolam yang tercemar lumut membuat warna kolam menjadi hijau. (Dok. istimewa)
Sebagai seorang pelatih, Meirizal sudah melakukan berbagai cara agar kondisi tersebut dapat segera teratasi. Namun, usaha yang dilakukan selama ini seolah tidak membuahkan hasil.
ADVERTISEMENT
"Dengan kondisi seperti ini, saya juga tidak bisa memaksakan atlet untuk berlatih. Namun, saya hanya selalu bisa mengingatkan kepada mereka (atlet) jika ingin berprestasi maka harus terus latihan. Oleh karena itu, atlet ini masih bertahan meskipun dengan kondisi terbatas," katanya.
Selain itu, akibat tidak adanya aliran listrik, waktu latihan yang dilakukan setiap hari pun terpaksa dipercepat. Jika bisanya latihan digelar pada pukul 15.30 WIB hingga pukul 19.30 WIB. Kini hanya bisa sampai pukul 18.00 WIB. Hal itu dikarenakan tidak adanya penerangan lampu di dalam venue.
"Pernah juga kita latihan terpaksa membawa genset dan lampu emergency untuk penerangan. Semuanya itu merupakan properti pribadi," katanya.
Pria yang sudah 30 tahun menjadi pelatih ini menambahkan, ia bisa saja membawa sejumlah anak asuhannya untuk berlatih di tempat lain. Namun, dengan kondisi dana pembinaan yang sangat minim membuat hal itu sulit direalisasikan.
Atlet loncat indah yang masih bertahan untuk latihan, meski kondisi air kolam sudah tidak layak. (Dok. istimewa)
"Saat ini ada 22 atlet yang aktif menjalani latihan. Mau tidak mau jika ingin berprestasi maka kami hanya bisa bertahan dengan kondisi yang ada," katanya.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Perusahaan PT JSC, Mirza Mursalin, mengakui saat ini pengelola memiliki masalah dalam hal pembayaran listrik, sehingga menyebabkan diputusnya sambungan listrik ke beberapa venue yang ada di kawasan tersebut.
"Ya, kita memang ada tunggakan listrik kepada PLN. Nilainya lumayan lah," katanya. Berdasarkan penelusuran ur-ban.id, nilai tunggakan ini mencapai Rp 3 miliar.
Meski begitu, kata dia, saat ini pihaknya tengah berupaya mencari jalan keluar agar permasalahan tersebut dapat segera terselesaikan. "Sedang kami upayakan. Semoga dalam minggu-minggu ini dapat segera selesai," katanya. (jrs)