Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Beruang Madu Rusak Kebun Warga Pagar Alam, BKSDA Pasang Box Trap
9 Oktober 2022 17:18 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
2 ekor beruang madu terpantau merusak kebun milik warga Bumi Agung, Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagar Alam , Sumsel. Hal itu pun membuat warga setempat takut untuk ke kebun.
ADVERTISEMENT
Aktivitas satwa dilindungi tersebut bahkan sempat terekam oleh kamera ponsel warga setempat. Di mana saat itu beruang sedang memakan jagung di kebun.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sumsel, Martialis Puspito, mengatakan keberadaan beruang madu tersebut sudah terpantau sejak 2 minggu terakhir.
"Beruang madu itu terpantau ada dua ekor, yang merupakan induk dan anak," katanya, Minggu (9/10).
Puspito bilang, kondisi perkebunan warga sendiri lokasinya memang tidak terlalu jauh dari Hutan Lindung Bukit Jambul, Gunung Patah, dan memang merupakan habitat beruang madu. BKSDA pun sudah menerjunkan petugas untuk bersiaga di lokasi tersebut.
"Petugas sudah siaga mendampingi masyarakat sekitar. Kami juga sudah memasang box trap di sekitar lokasi, tapi memang belum berhasil karena beruang itu berpindah-pindah," katanya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, tim BKSDA juga memasang sejumlah papan peringatan di sejumlah lokasi rawan kemunculan beruang. Warga juga diminta untuk sementara waktu menghindari lokasi yang dimaksud, dan tidak bermalam di kebun.
"Karena ini beruang induk, biasanya lebih agresif dan berbahaya. Kami juga sudah mengimbau warga agar tidak berada di kebun terlalu sore dan tidak bermalam di kebun karena beruang cenderung aktif saat malam hari," katanya.
Selain itu, Puspito menyebut keberadaan beruang madu di kebun warga bahkan pemukiman belakangan memang lebih sering terjadi di sejumlah lokasi di Pagar Alam. Hal ini dapat diakibatkan karena musim buah-buahan.
"Belum lama ini masuk ke kebun durian dan salak milik warga juga. Karena musim buah ini lah yang diduga mengakibatkan satwa itu keluar dari habitatnya mencari makan. Terlebih jarak kebun dengan hutan lindung juga tidak terlalu jauh," katanya.
ADVERTISEMENT