Konten Media Partner

BNPB Minta Penegakan Hukum Tegas untuk Atasi Karhutla di Muba

2 Oktober 2024 15:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi III Bidang Penanganan Darurat BNBP RI, Mayjen TNI Lukmansyah saat kunker di Muba, Foto : Kominfo Muba
zoom-in-whitePerbesar
Deputi III Bidang Penanganan Darurat BNBP RI, Mayjen TNI Lukmansyah saat kunker di Muba, Foto : Kominfo Muba
ADVERTISEMENT
Musi Banyuasin (Muba) menjadi penyumbang Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Sumsel sepanjang Januari-Agustus 2024 sebanyak 1.702 hektare berdasarkan data dari BPBD Sumsel. Terbanyak Karhutla terjadi di lahan gambut yang mencapai 1.167,1 hektare sedangkan mineral 534,9 hektare. Dandim 0401/Muba Letkol Inf Erry Dwianto mengaku Karhutla yang terjadi di wilayahnya 99 persen disebabkan ulah manusia yang membuka lahan dengan cara membakar, yang dinilai lebih cepat dan murah. Sedangkan 1 persen kebakaran yang dipicu oleh faktor alam. “Karhutla di Muba pada dasarnya disebabkan oleh praktik membuka lahan dengan pembakaran. Cara ini dianggap paling mudah dan murah oleh masyarakat, sehingga praktik ini terus dilakukan meskipun dampaknya sangat merusak lingkungan, "kata dia, saat menerima kunjungan Deputi III Bidang Penanganan Darurat BNBP RI, Mayjen TNI Lukmansyah Selasa 1 Oktober 2024. Bahkan Erry menyebutkan kondisi lahan gambut yang rentan terbakar semakin memperparah keadaan. Seperti di wilayah Muara Medak yang sempat mengalami kebakaran besar pada periode 2015-2019. Setelah beberapa tahun kondusif, kebakaran kembali terjadi pada 2024 dan bahkan menyebar hingga ke Kecamatan Sekayu dan beberapa daerah di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). "Upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla telah dilakukan secara intensif oleh TNI, Polri, BPBD, dan BNPB dengan patroli rutin, pemadaman darat, dan operasi water bombing. Namun, tantangan utama terletak pada sulitnya memadamkan api di lahan gambut yang berada jauh dari sumber air, "kata dia. “Banyak sungai yang sudah mengering, sementara jarak ke sumber air sangat jauh. Ditambah lagi, personel kita juga terbatas,” jelasnya. Selain itu, Erry juga menyebutkan sepanjang tahun 2024, tercatat sebanyak 870 titik panas (hotspot) di Muba, namun setelah diverifikasi, jumlah riilnya mencapai 805 titik. "Kebanyakan titik api ini berada di wilayah lahan gambut yang tersebar di 15 kecamatan, dengan 10 kecamatan di antaranya dikategorikan sebagai kawasan rawan karhutla. Kecamatan Bayung Lencir, yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi, merupakan salah satu wilayah dengan intensitas kebakaran tertinggi. “Sejak 2015 hingga 2019, angka hotspot di Muba sangat tinggi. Namun, setelah adanya penanganan terpadu pada 2023, jumlahnya berhasil ditekan. Meski begitu, pada 2024 ini, jumlah titik panas kembali mengalami peningkatan akibat siklus tahunan serta cuaca anomali yang tak terprediksi," kata Dandim. Sementara itu Deputi III Bidang Penanganan Darurat BNBP RI, Mayjen TNI Lukmansyah meminta agar penegakan hukum dilakukan lebih ketat. Mengingat Karhutla di Muba itu disebabkan karena manusia. "Bila perlu, sekali-kali berikan tindakan hukum tegas kepada pelaku pembakaran agar ada efek jera. Dengan begitu, Sumsel tidak lagi menjadi wilayah dengan angka karhutla tertinggi, tetapi justru menjadi yang terendah di antara enam provinsi lainnya yang juga rawan karhutla," tuturnya.
ADVERTISEMENT