Konten Media Partner

Bocah 7 Tahun di Palembang Meninggal Usai 4 Kali Operasi Usus Buntu

20 Maret 2023 13:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana kediaman rumah duka bocah DA di Palembang, Foto : Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Suasana kediaman rumah duka bocah DA di Palembang, Foto : Istimewa
ADVERTISEMENT
Seorang bocah berinisial DA (7 tahun) di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) yang merupakan pasien usus buntu dan sempat menjalani 4 kali operasi di 2 rumah sakit berbeda kini meninggal dunia, pada Minggu (19/3).
ADVERTISEMENT
"Anak kami malam tadi meninggal dunia di RS Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang pukul 22.00WIB," kata ayah bocah DA, Herman, Senin (20/3).
Herman bilang, jenazah DA sudah dibawa ke rumah duka di Jalan Faqih Usman, Lorong Sintren, Kelurahan 2 Ulu, Palembang. Anaknya itu akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Desa Talang Peramuan, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OKI) Sumsel.
"Pemakaman di area pemakaman keluarga di Kabupaten OKI," kata dia.
Menurutnya, anaknya telah menjalani operasi 4 kali dengan melakukan pemotongan usus di RSMH Palembang. Operasi tersebut berhasil. Namun DA tidak kunjung sadar ketika dokter memberikan obat tidur pasca operasi.
"Lima hari semenjak selesai operasi anak kami tidak sadar. Detak jantung nya tidak ada, namun dokter langsung menangani hal itu dengan memompa jantung secara manual menggunakan tangan. Detak jantungnya ada lagi, tapi anak kami masih tidak sadar," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sementara sebelumnya, DA pertama kali jatuh sakit karena demam pada 28 Januari 2023. Kedua orang tua yakni Herman dan Yuni berobat ke Puskesmas I Ulu, Senin 30 Januari 2023.
Lalu, pada 2 Februari 2023, DA harus dilarikan ke RSUD Palembang BARI, lantaran sakit demam yang dialaminya tak kunjung membaik.
Selanjutnya, pasien diambil tindakan USG dan Rontgen oleh pihak RSUD Palembang BARI. Hasilnya, DA didiagnosis mengalami sakit usus buntu sehingga harus dilakukan tindakan operasi.
DA menjalani operasi usus buntu pertama pada 6 Februari 2023, dan dirawat di ruang PICU serta rawat inap RSUD Palembang BARI. Beberapa hari kemudian, dia diperbolehkan untuk pulang ke rumah.
Saat rawat jalan di rumah, kondisi DA mulai memburuk, bekas jahitan operasi usus buntu di perutnya mengeluarkan cairan warna kuning. Alhasil dia kembali dilarikan ke RSUD Palembang BARI, Rabu (15/2/2023).
ADVERTISEMENT
Pihak RSUD Palembang BARI kembali melakukan tindakan operasi usus buntu ke dua dan tiga terhadap DA, pada tanggal 19 hingga 24 Februari 2023.
Namun kondisi pasien tak kunjung membaik pasca operasi kedua dan ketiga. Sehingga kembali dirujuk dan dirawat di Rumah Sakit (RS) Hermina Jakabaring, tanggal 2 hingga 7 Maret 2023.
Orang tua korban juga sempat melaporkan oknum dokter di RSUD Palembang Bari atas dugaan malapraktik ke Polda Sumsel.
Selanjutnya, DA kembali dirujuk ke RSMH Palembang dan menjalani operasi untuk ke empat kalinya, pada 13 Maret. Usai operasi kondisinya sempat membaik, namun Jumat 17 Maret dia mengalami fase kritis hingga akhirnya meninggal dunia.
Terpisah, RSUD BARI Palembang melalui, Kasubbag Humas RSUD BARI, Rully menyebutkan pihaknya telah menginvestigasi dan menyelidiki tentang dugaan malapraktik. Hasilnya pihaknya telah melaksanakan tindakan sesuai prosedur dalam menangani pasien anak tersebut.
ADVERTISEMENT
"Setelah adanya pengaduan, pihak rumah sakit sudah mengevaluasi. Hasilnya tindakan yang dilakukan sudah sesuai prosedur," kata dia, Kamis (9/3/2023).
Dia mengeklaim RS telah berusaha memberikan solusi, dengan merujuk korban ke RS lain agar dapat diambil tindakan lebih baik.
"Pihak keluarga memilih tindakan second opinion yaitu perawatan dari dokter di rumah sakit lain," kata dia.