Konten Media Partner

BPBD Sumsel Modifikasi Cuaca di Lahan Gambut OKI

15 Juli 2025 14:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Konten Media Partner
BPBD Sumsel Modifikasi Cuaca di Lahan Gambut OKI
BPBD Sumsel melakukan OMC selama lima hari sebagai pencegahan terjadinya Karhutla dengan difokuskan di Lahan Gambut yang terbanyak di wilayah OKI. #publisherstory #urbanid
Urban Id
Tim BNPB bersama BPBD Sumsel melakukan persiapan melakukan OMC di Sumsel. Foto : Dok. BPBD Sumsel
zoom-in-whitePerbesar
Tim BNPB bersama BPBD Sumsel melakukan persiapan melakukan OMC di Sumsel. Foto : Dok. BPBD Sumsel
ADVERTISEMENT
Dalam upaya mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) saat musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). OMC dilakukan selama lima hari, mulai Minggu (13/7/2025) hingga Kamis (17/7/2025).
ADVERTISEMENT
Kepala Pelaksana BPBD Sumsel, Iqbal Alisyahbana, mengatakan operasi OMC difokuskan di daerah gambut yang memiliki potensi besar menimbulkan kabut asap jika terbakar, terutama di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
“Kemarin saya minta titik penyemaian di kawasan gambut. Berdasarkan data bibit awan, potensi hujan memang lebih besar di OKI. Apalagi jika terbakar, asapnya bisa sampai ke Palembang,” jelas Iqbal, Selasa (15/7/2025).
Iqbal juga menyebutkan selain OKI, wilayah lain seperti Musi Banyuasin (Muba), Banyuasin, PALI, dan Muara Enim juga menjadi sasaran OMC apabila kondisi awan mendukung.
Selama lima hari operasi, tim OMC telah melakukan empat sorti penerbangan. Tiga sorti dilakukan di wilayah OKI dan satu sorti di Banyuasin. Setiap sorti membawa sekitar 800 kilogram garam untuk disemai ke awan sebagai pemicu hujan buatan. Pada tanggal 13 Juli, satu sorti dilakukan, sementara pada 14 Juli, total 3.200 kilogram garam telah disemai.
ADVERTISEMENT
“Kami juga telah mengajukan permintaan ke BNPB agar operasi ini diperpanjang jika bibit awan masih memungkinkan. Tujuannya agar pembasahan lahan gambut tetap berlangsung hingga puncak musim kemarau di Agustus dan September,” tambah Iqbal.
Ia menegaskan bahwa pihaknya akan tetap siaga hingga akhir November, menyesuaikan dengan kondisi iklim dan potensi kebakaran di lapangan.