Konten Media Partner

BPDPKS-Aspekpir Kolaborasi Dukung Swasembada Daging

23 Agustus 2024 13:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerja sama dengan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) Indonesia dalam upaya mendukung swasembada daging, Foto : Ist
zoom-in-whitePerbesar
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerja sama dengan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) Indonesia dalam upaya mendukung swasembada daging, Foto : Ist
ADVERTISEMENT
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerja sama dengan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) Indonesia dalam upaya mendukung swasembada daging di Indonesia melalui pengembangan budidaya sapi dengan pola integrasi sapi sawit (Siska). Kepala Divisi UKMK BPDPKS, Helmi Muhansyah, mengatakan BPDPKS mendukung penuh inisiatif Aspekpir Indonesia dalam pengembangan budidaya sapi berbasis kelapa sawit. Menurutnya, BPDPKS memiliki misi untuk menjalankan kebijakan pemerintah dalam pengembangan sawit berkelanjutan, yang meliputi berbagai aspek mulai dari pengembangan sumber daya manusia, penelitian, hingga pemenuhan kebutuhan pangan seperti daging. "Kinerja BPDPKS diukur berdasarkan kemampuan dalam menghimpun, mengelola, dan menyalurkan dana yang dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan kinerja sektor sawit di Indonesia," ujar Helmi, Jumat 23 Agustus 2024 Wakil Ketua Aspekpir Indonesia dan Ketua DPD I Aspekpir Sumsel, Bambang Gianto menjelaskan bahwa budidaya sapi melalui pola Siska telah berkembang di kalangan petani sawit plasma di Sumsel, terutama di wilayah Musi Banyuasin (Muba) dengan lebih dari 1.500 ekor sapi yang dibudidayakan. Namun, pengembangan ini belum terhimpun dalam organisasi yang kuat. "Ke depan, dengan dukungan BPDPKS, kami akan mempercepat peningkatan populasi sapi dan peternak sapi dengan pola Siska di Sumatra Selatan," kata Bambang, menambahkan bahwa pola ini menawarkan nilai tambah yang signifikan bagi petani sawit plasma. Kepala Dinas Perkebunan Sumatra Selatan, Agus Darwa, menegaskan pentingnya dukungan BPDPKS dalam skala yang lebih masif untuk mendukung budidaya sapi berbasis kelapa sawit. "Saya berharap pengembangan budidaya ini dapat dimasukkan sebagai bagian dari Sarana dan Prasarana (Sarpras) yang didanai BPDPKS, khususnya untuk petani yang melakukan replanting, " kata dia. Rusman Heriawan, Ketua Dewan Pengawas Aspekpir Indonesia, menekankan bahwa pola Siska menjadi semakin relevan mengingat penurunan populasi sapi selama 10 tahun terakhir. "Pola ini juga diharapkan dapat mendorong investasi dari perusahaan kelapa sawit dan pemerintah dalam pengadaan sapi bakalan dan sapi indukan, " kata dia.
ADVERTISEMENT