Konten Media Partner

Cabut Infus lalu Berdarah, Amankah?

17 April 2021 18:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi infus. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi infus. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Infus merupakan metode pemberian cairan dan obat yang dilakukan langsung melalui pembuluh darah. Cairan yang diberikan melalui infus dapat berfungsi sebagai cairan pemeliharaan ataupun cairan resusitasi. Cairan infus akan diberikan ketika pasien melakukan perawatan di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Jumlah pemberian cairan infus biasanya dengan pemantauan sesuai kebutuhan cairan yang harus terpenuhi tubuh pasien. Jika berlebih dapat memperberat kerja organ tubuh. Biasanya perawat atau tenaga kesehatan akan memantau pemberian cairan infus pada pasien.
Cabut Infus lalu Berdarah, Amankah?. dr Mirza Susanty menyebut keluarnya darah dari selang infus biasa terjadi terhadap pasien jika melakukan aktivitas yang butuh gerakan cukup banyak misalnya saat ke toilet, gerakan ini dapat membuat darah bisa naik ke selang infus.
“Biasanya darah bisa keluar dan naik melalui selang infus karena penjepit pada selang infus tidak tertutup karena ada gerakan yang berlebih, dan ini biasa terjadi. Pasien atau keluarga pasien dapat memberitahu perawat untuk diatasi,” tutur dr Mirza, Sabtu (17/4).
ADVERTISEMENT
Nah, jika darah keluar setelah pemasangan infus atau setelah infus dicabut, biasanya perawat memberi kapas alkohol dan plester, itu biasanya sudah standar penerapan yang dilakukan di rumah sakit.
“Tentunya yang ditusuk jarum itu pembuluh darah, pasti ada darah yang bisa keluar jika tidak diplester. Namun perawat tentunya tidak mungkin lupa memberi plester dan kapas alkohol, untuk meredam peredaran darah, dalam beberapa menit harusnya darah sudah tidak mengalir lagi,” katanya.
Menusuk jarum infus menurut dr Mirza sudah pasti dilakukan tenaga kesehatan yang dipilih dan berpengalaman. Tindakan yang dilakukan tidak sembarangan, ada pelatihan maupun pengetahuan medis yang sudah mereka pelajari. Pembuluh darah yang dipilih ada kriterianya, tidak sembarangan menusuk.
“Mungkin pasien bisa panik karena ada darah pada infus, namun itu biasa dialami oleh pasien karena pergerakan mereka sendiri dan tentunya ada tindakan yang dilakukan terhadap pasien oleh petugas medis jika cepat dilaporkan” katanya. (eno)
ADVERTISEMENT