Cegah Karhutla di Sumsel, Desa-desa Mulai Dibangun Sekat Kanal

Konten Media Partner
19 Agustus 2021 14:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses awal pembuatan sekat kanal. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Proses awal pembuatan sekat kanal. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) membangun sekat kanal di Desa Suka Pindah, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Upaya ini dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan dengan menjaga tinggi muka air di lahan gambut agar tetap basah sehingga tak mudah terbakar.
ADVERTISEMENT
Ketua Kelompok Masyarakat (Pokmas) Suka Pindah, Asmawi, mengatakan air yang tertahan diharap dapat menjadi sumber air dan mencegah kebakaran lahan gambut. Pembangunan sekat kanal pun disesuaikan dengan topografi gambut.
“Upaya ini dilakukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman tanpa mengeringkan gambut. Saat ini pembangunan sekat kanal sudah berjalan 60 persen. Dari target lima titik sekat kanal, tiga diantaranya sudah berhasil dibangun, yang melibatkan Kepala Desa serta lebih dari 15 warga Desa Suka Pindah,” katanya, Kamis (19/8).
Asmawi bilang, ini merupakan sekat kanal pertama di Desa Suka Pindah. Prosesnya sendiri memakan waktu hampir dua minggu. Pada awal pengerjaan memang belum mengetahui lokasinya dan setelah survei ternyata sungainya keruh.
“Kami harus harus membersihkan terlebih dahulu, baru bisa membuat sekat kanal, jadi tidak semudah yang dibayangkan,” katanya.
ADVERTISEMENT
Upaya pembangunan sekat kanal oleh BRGM juga disambut antusias oleh Kepala Desa Suka Pindah, Selamat. Pihaknya sangat terbantu, karena kalau musim kemarau, pasti Kepala Desa dahulu yang dihubungi oleh Kecamatan, Polsek, Polres, karena perangkat desa harus langsung terjun untuk memadamkan api.
Selamat bercerita jika desanya kerap terdampak kebakaran lahan gambut yang menyebabkan terganggunya aktivitas warga. Kebakaran pernah juga sekitar tahun 2018, kalau panas panjang sering terbakar. Warga susah beraktivitas karena banyak asap, kadang ada yang batuk.
“Sebelum diajarkan membangun sekat kanal oleh BRGM, warga desa dan pokmas terus berupaya membantu pemadaman, namun mereka tidak bisa menjangkau titik api yang jauh, karena luas lahan gambut bisa mencapai belasan ribu hektare,” katanya.
ADVERTISEMENT
Pihaknya terus mengedukasi masyarakat agar sama-sama menjaga, dari perangkat desa pun kalau ada warga lain yang mau masuk diperiksa dulu, tujuannya ke mana. Kami berharap dengan adanya sekat kanal maka tidak akan ada lagi kebakaran lahan gambut.
Seperti diketahui, Kabupaten Banyuasin menjadi salah satu daerah yang akan dilakukan perbaikan pengelolaan lahan gambut karena memiliki lahan gambut terluas kedua di Provinsi Sumatera Selatan.
Penting untuk melakukan restorasi gambut, salah satunya dengan membuat sekat kanal. Pasalnya, kebakaran gambut bisa mengakibatkan bencana kabut asap luar biasa dan meningkatkan emisi karbon global. "Jika tidak ditangani secara cepat, maka dikhawatirkan permasalahan ini akan menjadi sorotan dunia," katanya.