Konten Media Partner

DBD di Sumsel Capai 5.728 Kasus, 37 Pasien Meninggal

24 Desember 2024 13:04 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi nyamuk DBD pada kulit manusia. Foto: AUUSanAKUL/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi nyamuk DBD pada kulit manusia. Foto: AUUSanAKUL/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sumsel mengalami lonjakan signifikan dengan total 5.728 kasus dan 37 kematian di sepanjang 2024. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 yakni 2.804 kasus, 22 kematian. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, Ira Primadesa, menyebut Palembang menjadi wilayah penyumbang terbanyak kasus DBD dengan jumlah kasus tertinggi mencapai 1.225 kasus, termasuk 14 kematian. "Hanya delapan daerah di Sumsel yang mencatat nol kematian akibat DBD sepanjang tahun ini," ujar Ira, Selasa (24/12/202) Dari data Dinkes Sumsel menunjukkan tren peningkatan kasus DBD dalam tiga tahun terakhir yakni 2021 sebanyak 1.135 kasus, 3 kematian, 2022 ada 2.854 kasus, 31 kematian,2023 menurun 2.804 kasus, 22 kematian dan 2024 mengalami kenaikan 5.728 kasus, 37 kematian (hingga 20 Desember) Saat ini Dinkes Sumsel terus melakukan langkah-langkah preventif untuk menekan penyebaran DBD, terutama menjelang puncak penularan yang diprediksi pada Desember 2024 hingga Januari 2025. Beberapa langkah strategis yang telah dilakukan, antara lain Penerapan 3M Plus Menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk, serta tambahan pencegahan lainnya. Larvasiding Pemberian bahan kimia untuk membasmi jentik nyamuk di genangan air, Ikanisasi dengan Pelepasan ikan pemakan jentik nyamuk di habitat air tergenang dan Surat Edaran Dinas Kesehatan telah mengirimkan imbauan antisipasi DBD ke seluruh daerah di Sumsel. "Kami mengimbau masyarakat untuk lebih waspada, terutama memasuki musim hujan yang meningkatkan risiko penyebaran DBD," kata Ira. Ira memprediksi kasus DBD masih akan meningkat pada Januari 2025 mendatang, dengan Desember ini menjadi puncak penularan. Oleh sebab itu, dirinya meminta masyarakat untuk aktif menjaga kebersihan lingkungan dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika muncul gejala DBD seperti demam tinggi, nyeri otot, dan ruam kulit. "Kami meminta masyarakat agar selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, " kata dia. Berikut rincian jumlah kasus DBD di Sumsel pada 2024 (hingga 20 Desember): 1. Palembang: 1.225 kasus 2. Banyuasin: 541 kasus 3. Muba: 446 kasus 4. OKU Timur: 422 kasus 5. OKU: 414 kasus 6. Prabumulih: 410 kasus 7. Ogan Ilir: 367 kasus 8. Muara Enim: 324 kasus 9. Lahat: 298 kasus 10. OKI: 264 kasus 11. Lubuklinggau: 251 kasus 12. Mura: 160 kasus 13. PALI: 151kasus 14. OKU Selatan: 138 kasus 15. Empat Lawang: 138 kasus 16. Muratara: 112 kasus 17. Pagar Alam: 67 kasus Angka kematian akibat DBD di Sumsel: 1. Palembang: 14 kematian 2. OKU: 8 kematian 3. Banyuasin: 4 kematian 4. Muba: 3 kematian 5. Ogan Ilir: 3 kematian 6. OKU Selatan: 2 kematian 7. Lahat: 1 kematian 8. Pagar Alam: 1 kematian 9. Muratara: 1 kematian 10. Daerah lain: 0 kematian
ADVERTISEMENT