Konten Media Partner

Dexa Kembangkan Produksi Obat Fitofarmaka

27 September 2019 19:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pimpinan Dexa Group, Ferry Soetikno, didampingi Kepala BPOM RI, Penny K Lukito, dan Sekda Kota Palembang, Ratu Dewa saat menandatangani prasasti peresmian fasilitas sefalosforin PT Dexa Medica di Palembang. (foto: thama/Urban Id)
zoom-in-whitePerbesar
Pimpinan Dexa Group, Ferry Soetikno, didampingi Kepala BPOM RI, Penny K Lukito, dan Sekda Kota Palembang, Ratu Dewa saat menandatangani prasasti peresmian fasilitas sefalosforin PT Dexa Medica di Palembang. (foto: thama/Urban Id)
ADVERTISEMENT
PT Dexa Medica terus berupaya untuk mengembangkan produksi obat berbahan baku dari alam atau fitofarmaka. Hal tersebut seiring dengan meningkatnya permintaan obat herbal di mayarakat.
ADVERTISEMENT
Pimpinan Dexa Group, Ferry Soetikno, mengatakan pihaknya telah melakukan riset dengan bahan alam Indonesia sudah sejak 2005 lalu. Bahkan, perusahaan farmasi ini telah memiliki Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS), untuk pengembangan produk dari bahan baku alam tersebut.
"Di laboratorium itu, ilmuwan kami bekerja untuk menghasilkan calon-calon fitofarmaka. Saat ini hasil riset telah mengumpulkan sekitar 20 sampai 30 fitofarmaka," kata Ferry, usai acara syukuran 50 tahun Dexa Medica di Palembang, Jumat (27/9).
Ferry bilang, sejumlah produk obat herbal yang diproduksi Dexa juga telah diekspor ke sejumlah negara tetangga. Seperti Filipina dan Kamboja. Tak hanya itu, ada sejumlah negara lain yang saat ini masih dalam tahap registrasi pendaftaran obat.
"Kami berupaya terus mengembangkan kapabilitas dan kapasitas untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi. Melalui komitmen kuat terhadap mutu tersebut produk kami dapat bersaing di pasar global melalui ekspor ke empat benua yaitu Asia, Afrika, Eropa dan Amerika," katanya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, kata dia, Dexa juga menjadi salah satu perusahaan farmasi yang berkomitmen menghadirkan produk halal. Terbukti dengan telah dikantonginya sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk lebih dari 800 produk dengan kategori obat, jamu/obat herbal/fitofarmaka, suplemen dan vitamin, serta lebih dari 30 ekstrak bio-active fraction.
“Kami ingin memenuhi kenyamanan dan kebutuhan masyarakat atas produk halal khususnya masyarakat muslim di Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM), Penny K. Lukito, mengatakan obat fitofarmaka masih sangat minim di pasaran. Kondisi itu sangat disayangkan mengingat Indonesia memiliki potensi besar untuk menghasilkan fitofarmaka.
“Kita punya sekitar 3 ribu tanaman obat, tetapi baru 23 produk yang masuk dalam kategori melalui uji klinik dan dinilai berkhasiat dalam pengobatan,” katanya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, dari 23 fitofarmaka yang telah ada, 13 produk diproduksi oleh PT Dexa Medica sebagai dukungan perusahaan untuk menghadirkan obat herbal. Selain itu, pihaknya pun telah membentuk tim satuan tugas (satgas) pengembangan dan pemanfaatan fitofarmaka untuk mempercepat hilirisasi tanaman obat tersebut.
"Kami juga berharap fitofarmaka dapat masuk dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagai alternatif pengobatan. Apalagi, obat jenis ini lebih aman bagi masyarakat," katanya. (jrs)