Konten Media Partner

Ditjen PAS Lakukan Investigasi Kasus Kerusuhan Lapas Muara Beliti

9 Mei 2025 13:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di luar Lapas Narkotika Muara Beliti, Musi Rawas saat kerusuhan. Foto : Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di luar Lapas Narkotika Muara Beliti, Musi Rawas saat kerusuhan. Foto : Istimewa
ADVERTISEMENT
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Sumsel masih tengah melakukan investigasi mendalam dan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) penyebab kerusuhan yang terjadi di Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti, Musi Rawas, Sumsel, pada Kamis (8/5/2025).
ADVERTISEMENT
Kepala Kantor Wilayah Ditjen PAS Sumsel, Erwedi Supriyatno, mengatakan hingga saat ini, belum ada keputusan terkait pemindahan warga binaan atau identifikasi provokator utama karena masih melakukan investigasi pasca kerusuhan di lapas.
“Belum ada (pemindahan warga binaan), kami sedang melakukan pendalaman terkait kejadian ini,”kata dia, Jumat (9/5/2025).
Erwedi menegaskan sanksi tegas akan diberikan kepada petugas yang terbukti melanggar dengan sengaja membantu memasukkan handphone (HP) ke dalam Lapas.
“Petugas yang melanggar akan dikenakan sanksi berat, bahkan hingga pemberhentian tidak hormat. Begitu juga warga binaan yang melanggar aturan akan menerima hukuman sesuai ketentuan,” tegasnya.
Meski begitu, dirinya mengaku kondisi di dalam Lapas sudah kembali normal dan pihak kepolisian tetap berjaga di lokasi untuk memastikan keamanan.
ADVERTISEMENT
“Sejak pagi tadi, saya melihat langsung ke dalam blok. Warga binaan bahkan sudah melakukan aktivitas rutin seperti pembersihan lingkungan meskipun subuh tadi sempat hujan,” ujarnya.
Sebelumnya Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Narkotika Kelas IIA Muara Beliti, Ronald Heru Praptama, membeberkan kronologi kerusuhan yang terjadi pada Kamis (8/5/2025). Insiden tersebut bermula dari razia yang dilakukan petugas lapas di Blok Bangau pada Rabu malam (7/5/2025) sekitar pukul 19.00 WIB. Dalam razia itu, petugas menemukan 54 unit handphone (HP) dari 10 kamar.
“Motif awal kerusuhan ini berhubungan dengan razia yang kami lakukan di Blok Bangau. Dari hasil razia, kami menyita 54 unit handphone dari beberapa kamar,” ungkap Ronald.
Razia kembali dilanjutkan pada Kamis pagi sekitar pukul 08.00 WIB karena diduga masih ada handphone yang belum ditemukan. Petugas membagi tim untuk memeriksa kamar yang belum di razia sebelumnya di Blok Bangau, serta Blok Angsa dari kamar 1 hingga 8.
ADVERTISEMENT
Namun, situasi berubah memanas ketika kerusuhan terjadi di Blok Bangau, yang membuat petugas menghentikan razia dan berusaha menenangkan para narapidana (napi).
“Kami mencoba menenangkan situasi, tetapi ketegangan terus meningkat hingga kami harus mundur untuk menghindari hal yang lebih buruk,” jelas Ronald.
Kerusuhan semakin tidak terkendali sekitar pukul 09.30 WIB. Ratusan napi mulai melakukan aksi pelemparan batu, merusak sejumlah fasilitas lapas, termasuk kaca ruangan yang pecah. Beberapa fasilitas lainnya, seperti alat musik di lapangan, juga dibakar oleh para napi.
“Kerusakan meliputi ornamen, penghalang blok, dan ruang karupang,”tambah Ronald.