Konten Media Partner

Dokter Keluarga Akidi Tio: Bila Uang Rp 2 Triliun Tidak Ada, Kita Minta Maaf

2 Agustus 2021 15:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
33
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof Dr Hardi Darmawan datang ke Polda Sumsel bersama Dirintelkam Polda Sumsel, Kombes Pol Ratno Kuncoro. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Prof Dr Hardi Darmawan datang ke Polda Sumsel bersama Dirintelkam Polda Sumsel, Kombes Pol Ratno Kuncoro. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Drama bantuan uang Rp 2 triliun untuk masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel) dari keluarga almarhum Akidi Tio kini berlanjut. Anak bungsu dari Akidi Tio yakni Heriyanti dan dokter keluarga Akidi Tio, Prof Dr Hardi Darmawan diperiksa di Polda Sumsel.
ADVERTISEMENT
Saat datang ke Polda Sumsel, Prof Hardi ditemani oleh Dirintelkam Polda Sumsel, Kombes Pol Ratno Kuncoro. Ratno bahkan sempat bertanya tentang kebenaran dari bantuan Rp 2 triliun yang hingga kini belum terealisasi.
Di hadapan Dirintelkam, Prof Dr Hardi Darmawan, mengaku siap meminta maaf kepada masyarakat Indonesia jika uang Rp 2 triliun dari keluarga Akidi Tio tidak ada. Hal itu juga disampaikannya saat tiba di Polda Sumsel saat akan menjalani pemeriksaan.
"Kalau memang tidak ada kita akan minta maaf," kata Hardi menjawab pertanyaan Ratno Kuncoro, Senin (2/8).
Setelah menyatakan hal itu, dr Hardi diriring penyidik masuk ke ruang pemeriksaan di lantai 2 gedung, Dirkrimum Polda Sumsel. Hingga kini awak media tengah menunggu klarifikasi resmi dari pihak Polda Sumsel.
ADVERTISEMENT
Hardi Darmawan, saat dimintai keterangan oleh awak media kala itu, mengatakan dengan cukup meyakinkan, jika bantuan itu akan segera ditransfer oleh keluarga dari Akidi Tio. Bahkan dirinya mengetahui beberapa anak dari almarhum rencananya akan ke Palembang bersama pihak Bank Indonesia dan notaris, namun tidak jadi karena kondisi COVID-19.
Ungkapan Prof Hardi pun juga membuat penasaran wartawab di Palembang, karena Prof Hardi juga merupakan sosok penting di Bumi Sriwijaya. Mulai dari tm ahli kesehatan Walikota Palembang, penasehat IDI Sumsel, bahkan tim ahli kesehatan masyarakat Gugus Tugas COVID-19 Sumsel.
Dr Hardi juga sempat mengungkapkan kejadian sebelum penyerahan simbolis itu dirinya ditelpon oleh pihak keluarga dan bilang ingin membantu masyarakat Sumsel.
“Mereka mendengar kabar banyak teman di Sumsel meninggal, banyak orang susah karena COVID-19 di Sumsel, mereka iba dan ingin membantu, saya juga kaget ketika diberi tahu jumlahnya,” kala itu.
ADVERTISEMENT
Dr Hardi juga bercerita jika keluarga Akidi Tio terutama putra sulung yang sudah meninggal di Aceh, akrab dengan Kapolda Sumsel, Irjen Pol Prof Dr Eko Indra Heri. Mereka ingin menyerahkan bantuan itu melalui Kapolda Sumsel.
Namun sepekan dari penyerahan simbolis itu, hingga kini bantuan Rp 2 triliun itu belum terealisasi dan kini memasuki babak baru pemeriksaan di Mapolda Sumsel.