Dosen UNSRI Pengirim Chat Mesum ke Mahasiswi Langsung Ditahan

Konten Media Partner
10 Desember 2021 19:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tersangka R, oknum dosen UNSRI saat digiring di Polda Sumsel. (Foto: Toriq Abdullah/Urban Id)
zoom-in-whitePerbesar
Tersangka R, oknum dosen UNSRI saat digiring di Polda Sumsel. (Foto: Toriq Abdullah/Urban Id)
ADVERTISEMENT
Oknum dosen Universitas Sriwijaya (UNSRI) berinisial R, resmi ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan pelecehan seksual terhadap mahasiswinya. Tersangka akan dilakukan penahanan selama 20 hari kedepan.
ADVERTISEMENT
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel, Kombes Pol Hisar Siallagan mengatakan penyidik menetapkan R sebagai tersangka setelah melakukan gelar perkara. “Tersangka akan ditahan 20 hari ke depan,” katanya, Jumat (10/12).
Hisar bilang, tersangka diamankan dengan barang bukti 3 ponsel korban dan satu ponsel tersangka berupa percakapan dan tulisan. “Sudah dicek ke provider namun tersangka tidak mengakui perbuatannya,” katanya.
Sementara itu, Tim advokasi kasus pelecehan seksual mahasiswi UNSRI, Sri Lestari Kadariah, mengatakan pihaknya mengapresiasi pihak Polda Sumsel yang bekerja cepat dalam menangani kasus ini.
“Tentunya penahanan dilakukan untuk memperlancar proses selanjutnya, untuk menghindari kemungkinan atau potensi menghilangkan barang bukti,” kata Sri Lestari, Jumat (10/12).
Menurut Sri, dari keterangan pelapor memang nomor ponsel yang mengirim pesan itu berbeda-beda dan sering gonta-ganti nomor. “Dari keterangan pelapor kepada kami memang sering ganti nomor,” singkatnya.
Sementara sebelumnya, Dosen R melalui kuasa hukumnya Ghandi Arius, mengatakan chat dengan mahasiswa layaknya komunikasi biasa. Memang setiap percakapan yang dianggap selesai selalu dihapus karena dianggap tidak penting.
ADVERTISEMENT
"Tidak pernah disimpan karena tidak ada hubungan apa-apa," katanya.
Bahkan, saat melakukan bimbingan kepada mahasiswa diupayakan selalu di kantor dan tidak pernah berdua. Melainkan mengajak teman atau staf yang menemani.
"Janjian dengan mahasiswa pun selalu via WhatsApp. Tidak ada Telegram," katanya. (aab)