Dulu Menara Air Belanda, Kini Kantor Wali Kota Palembang

Konten Media Partner
21 Agustus 2019 14:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bangunan Kantor Ledeng yang saat ini menjadi Kantor Wali Kota Palembang. (Foto: thama/Urban Id)
zoom-in-whitePerbesar
Bangunan Kantor Ledeng yang saat ini menjadi Kantor Wali Kota Palembang. (Foto: thama/Urban Id)
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu kota tertua di Indonesia, Palembang menjadi salah satu tempat yang dipilih kolonial Belanda untuk menjalankan pemerintahannya di Tanah Air pada masa lalu. Oleh karena itu, sampai saat ini, masih banyak peninggalan bangunan zaman kolonial yang masih berdiri di 'Kota Pempek'.
ADVERTISEMENT
Salah satunya Kantor Ledeng yang berada di Jalan Merdeka. Bangunan yang dahulunya merupakan menara air tersebut kini difungsikan sebagai Kantor Wali Kota Palembang. Meski sudah beberapa kali direnovasi, tetapi bentuk asli bangunan utamanya tetap dipertahankan.
Gaya arsitektur Belanda masih tetap dipertahankan hingga saat ini (Foto: thama/Urban Id)
Sejarawan Palembang, Vebri Al Lintani, mengatakan Kantor Ledeng merupakan menara air yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1929 dan resmi digunakan pertama kali pada tahun 1931.
"Meski Belanda yang membangunnya, namun arsitek bangunan tersebut berasal dari Surabaya, yakni S. Snuijf," katanya, Rabu (21/8).
Menurutnya, Kantor Ledeng saat ini merupakan salah satu cagar budaya yang masih berdiri kokoh dan terawat. Dia menjelaskan, pada masa pemerintahan kolonial Belanda, bangunan tersebut memiliki beberapa lantai. Tingkat pertama digunakan untuk pusat pemerintahan Gemeente Palembang.
ADVERTISEMENT
"Saat itu bagian atas bagunan tersebut dipergunakan untuk penampungan air bersih atau disebut ledeng sekaligus menara pemantau," katanya.
meski sudah beberapa kali dilakukan renovasi namun bangunan utama tetap dipertahankan bentuk aslinya. (Foto: thama/urban Id)
Vebri menjelaskan, bangunan ini telah beberapa kali beralih fungsi. Saat pertama kali berdiri, tempat ini digunakan sebagai tempat penampungan air bersih dan pusat pemerintahan Gemeente Belanda. Kemudian, pada zaman Jepang sekitar tahun 1942, bangunan tersebut dijadikan sebagai Syuco-kan atau Kantor Residen Palembang, lalu dijadikan balai kota hingga tahun 1956.
Prasasti yang menandakan tahun diresmikannya Kantor Ledeng (Foto: thama/Urban Id)
Selain itu, bangunan tersebut juga pernah menjadi saksi aksi kepahlawanan pemuda Palembang saat Kemerdekaan RI diproklamasikan, yang mana pada waktu itu, sejumlah pemuda mengibarkan Bendera Merah Putih di empat penjuru sisi Kantor Ledeng pada 17 Agustus 1945.
"Kemudian sejak tahun 1963, bangunan tersebut digunakan sebagai pemerintahan Kota Palembang hingga saat ini," katanya. (jrs)
ADVERTISEMENT