Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
ESP Nilai Tingkat Kemiskinan Sumsel Naik, Sebut Pembangunan Tak Efektif
29 Oktober 2024 6:32 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Eddy Santana Putra (ESP), Calon Gubernur (Cagub) Sumsel nomor urut dua menilai Sumsel kini menjadi daerah yang memiliki tingkat kemiskinan tertinggi dan membuatnya tertinggal dengan provinsi di kawasan Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel).
Bahkan ESP mencatat saat ini Sumsel berada diperingkat kedua termiskin di Sumbagsel diikuti oleh Indeks Pembangunan Manusia yang rendah di kawasan yang sama.
"Selain tingkat IPM, kemiskinan, pengangguran di Sumsel juga tertinggi. Padahal Sumsel kaya, tapi masyarakatnya miskin," kata dia, pada saat di debat pertama Pilgub Sumsel, Senin 28 Oktober 2024.
Ditambah lagi, ESP menyebut di lima tahun terakhir Sumsel tak ada pembangunan monumental yang terjadi di Sumsel. Hal ini sejalan dengan tingkat kemiskinan yang semakin tajam dari waktu ke waktu.
"Sumsel kaya tapi miskin dengan angka kimiskinan mencapai 11,8 persen. Kalau dikonversikan ada 1.046 juta masyarakat miskin di Sumsel," jelas dia.
Eddy menilai, kemiskinan yang terjadi di Sumsel terjadi akibat gagalnya pemerintah mengelola kekayaan Sumsel. Padahal wilayah ini dianggap sebagai lumbung pangan dan energi di kawasan Sumbagsel.
"Disusul tingkat literasi membaca berada di peringkat 30 dari 34 provinsi," ungkap dia.
Pada sisi pendidikan, dirinya menilai Pemprov Sumsel selama lima tahun terakhir tak bisa menjamin pendidikan yang merata. Pungutan liar di sekolah terjadi secara masif dan dibiarkan begitu saja terjadi.
"Bagaimana pendidikan lima tahun terakhir ini banyak pungli. mau daftar, mau pindah harus bayar," jelas dia.
ADVERTISEMENT