Konten Media Partner

Foto: Bilyet Giro Rp 2 Triliun Anak Akidi Tio yang Diduga Bodong, Barbuk Polisi

2 Agustus 2021 21:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
70
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bilyet Rp 2 triliun dari anak Akidi Tio. (dok. istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Bilyet Rp 2 triliun dari anak Akidi Tio. (dok. istimewa)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Heryanti Tio, anak dari Akidi Tio saat ini masih menjalani pemeriksaan oleh penyidik dari Ditreskrimum Polda Sumsel terkait donasi Rp 2 triliun untuk penanggulangan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Supriadi, mengatakan mengatakan penyidik masih meminta keterangan kerkait ada-tidaknya uang sumbangan Rp 2 triliun tersebut.
Dimana sebelumnya direncanakan bantuan itu akan diberikan melalui bilyet giro Bank Mandiri. Namun, hingga jatuh tempo bilyet itu tidak dapat dicairkan.
Dokumen foto bilyet giro yang didapat Urban Id, bilyet yang dimaksud tercatat dalam nomor XL 105226. Diminta pada tanggal 02 Agustus 2021. Atas nama Heni Kresnowati pada Bank Mandiri.
Nama almarhum Akidi Tio mencuat pada 26 Juli. Ketika itu keluarga besarnya menyatakan akan memberikan uang Rp 2 triliun untuk Palembang dan Sumatera Selatan sebagai bantuan menanggulangi COVID-19.
Penyerahan sumbangan Akidi Tio berlangsung di Gedung Promoter Polda Sumsel dan dihadiri Gubernur Sumsel Herman Deru, Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri S, Danrem 044/Gapo Brigjen TNI Jauhari Agus Suraji, hingga perwakilan seluruh pemuka agama.
ADVERTISEMENT
Simbolisasi atas penyerahan itu terabadikan dalam foto penyerahan styrofoam bertuliskan "Sumbangan untuk Penanggulangan COVID-19 dan Kesehatan di Palembang-Sumsel. Dari Alm Bpk Akidi Tio dan Keluarga Besar Sebesar Rp 2 triliun".
Styrofoam itu dipegang bersama-sama oleh Kapolda, Heryanti, dan seorang pria berbaju batik cokelat yang belum diketahui identitasnya.
Dokter Hardi Darmawan yang menjadi dokter keluarga Akidi Tio menjadi satu-satunya pemberi informasi dari pihak keluarga. Hardi yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang dan Penasihat IDI Sumsel itu sempat menyebut donasi Rp 2 triliun itu benar adanya.