Gulo Puan, Kuliner Kaum Bangsawan di Palembang

Konten Media Partner
28 Mei 2019 18:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kuliner Gulo Puan khas Palembang (Dok. urban Id)
zoom-in-whitePerbesar
Kuliner Gulo Puan khas Palembang (Dok. urban Id)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Selain pempek, Kota Palembang, memiliki banyak kuliner khas lainnya yang memiliki cita rasa tersendiri. Salah satunya Gulo Puan, penganan ini merupakan salah satu kuliner peninggalan sejarah di Palembang yang masih dapat dijumpai hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Kuliner satu ini rasanya mirip keju, biasanya Gulo Puan dijadikan untuk campuran minuman kopi atau olesan roti. Gulo puan diolah seperti membuat karamel dengan bahan dasar gula dan susu kerbau rawa Sumatera Selatan (Sumsel).
Camilan tradisional yang sudah mulai langka ini banyak muncul di bulan Ramadan, untuk harganya sekitar Rp 100 ribu per kilogram. Dilihat dari sejarahnya, makanan ini ternyata kegemaran para bangsawan di zaman Kesultanan Palembang.
Saat itu, di Desa Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, banyak terdapat kerbau rawa yang susunya diolah menjadi gulo puan. Gulo puan ini juga menjadi salah satu upeti yang diberikan dari warga di daerah tersebut kepada Kesultanan Palembang Darussalam, sebagai tanda terima kasih karena telah dibebaskan pajak.
ADVERTISEMENT
Saat masa kesultanan, para bangsawan biasanya menjadikan gulo puan sebagai pengganti gula pasir atau camilan sehari-hari.
Sejarahwan Sumsel, Vebri Al Lintani, mengatakan saat ini gulo puan sudah mulai jarang dijumpai, kalaupun ada jumlahnya sudah mulai sedikit. Apalagi minat masyarakat yang mulai turun, sehingga membuat pedagang yang menjual gulo puan cukup sedikit.
"Protein dari susu rawa itu cukup tinggi, bahkan lebih tinggi dari susu sapi. Harusnya makanan khas ini bisa dikembangkan, agar budaya dan kuliner zaman dahulu tidak hilang begitu saja," kata dia, Jumat (24/5).
Proses pembuatan gulo puan sendiri terdiri dari susu perah kerbau murni yang dicampur dengan gula pasir kuning, dan disangrai selama 7-8 jam hingga kering dan berbentuk seperti pasir.
ADVERTISEMENT
"Tahun 80-an, masih cukup banyak yang menjual bahkan dijajakan dari daerah-daerah hingga ke Palembang. Namun saat ini, gulo puan masih belum berinovasi, kemasannya pun masih dibungkus plastik saja," katanya. (eno/jrs/abp).
Kuliner Gulo Puan (Dok. urban Id)
Kuliner Gulo Puan 9Dok. urban Id)