Habitat Terganggu Pembukaan Lahan Penyebab Teror Harimau di Sumsel

Konten Media Partner
13 Desember 2019 16:11 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Sumsel, Herman Deru (foto: W Pratama/Urban Id)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Sumsel, Herman Deru (foto: W Pratama/Urban Id)
ADVERTISEMENT
Gubernur Sumsel, Herman Deru, angkat bicara mengenai teror harimau yang terjadi di sejumlah daerah di 'Bumi Sriwijaya'. Akibat serangan satwa liar tersebut, kini petani di Pagar Alam, Lahat, dan sekitarnya takut untuk berkebun. Masalah ini disebut akibat habitat harimau yang terganggu pembukaan lahan.
ADVERTISEMENT
Herman Deru bilang, kurun waktu satu bulan terakhir sudah ada lima petani yang menjadi korban serangan harimau itu, dimana tiga diantaranya meninggal dunia.
"Masalah ini sudah sudah melaporkan masalah ini kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, beberapa waktu lalu. Fenomena ini menjadi perhatian penuh kedua pihak," katanya, Jumat (13/12).
Menurutnya, dari informasi yang didapat setidaknya ada 7 ekor harimau yang berkeliaran. Namun, dari hasil diskusi bersama dengan Kementerian LHK diketahui jika harimau pada dasarnya tidak akan mau keluar dari habitatnya.
"Jadi penyebabnya justru habitat mereka (harimau) yang terganggu. Ada beberapa oknum yang membuka lahan perkebunan di habitat harimau itu," katanya.
Ilustrasi Harimau Sumatera. (Wikimedia Commons)
Selain itu, faktor lainnya yakni proses geotermal yang terjadi di wilayah habitat harimau. Khususnya di daerah Kabupaten Lahat, Empat Lawang, dan Kota Pagar Alam. Hal itu dapat berdampak pada keberadaan mangsa buruan harimau, serta sumber mata air.
ADVERTISEMENT
"Kita bersama anggota dewan akan turun langsung ke lokasi tempat munculnya harimau tersebut," katanya.
Hal itu, kata Herman Deru, dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat akan keamanan di daerahnya. Meski begitu, masih harus menanti hasil laporan dari pihak Kepolisian, dan BKSDA.
Sementara itu, anggota DPRD Sumsel, Budiarto Marsul, mengatakan Pemerintah Provinsi harus lebih peduli dan dapat segera mengambil tindakan terkait teror harimau di 3 kabupaten/kota tersebut.
"Semua warga saat ini ketakutan. Akibatnya tidak ada lagi petani yang berani ke kebun, sawah, dan ladang mereka. Hal ini tentu akan berdampak kepada perekonomian warga," katanya.
Oleh karena itu, harus ada tindakan cepat yang dapat menangani permasalahan ini sehingga tidak berlarut-larut. Dengan begitu masyarakat dapat lebih tenang dalam beraktivitas seperti sediakala. (jrs)
ADVERTISEMENT