Konten Media Partner

Herman Deru dan ESP Saling Sanggah Soal Proyek Mangkrak di Sumsel

22 November 2024 11:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Herman Deru-Cik Ujang (HDCU) dan pasangan nomor urut 02 Eddy Santana Putra-Rizky Aprilia (ESP) saat saling sanggah terkait sejumlah proyek infrastruktur mangkrak. Foto : Abdullah Toriq/Urban Id
zoom-in-whitePerbesar
Herman Deru-Cik Ujang (HDCU) dan pasangan nomor urut 02 Eddy Santana Putra-Rizky Aprilia (ESP) saat saling sanggah terkait sejumlah proyek infrastruktur mangkrak. Foto : Abdullah Toriq/Urban Id
ADVERTISEMENT
Debat terakhir Pilgub Sumsel 2024 diwarnai aksi saling sanggah terkait sejumlah proyek infrastruktur mangkrak antara pasangan calon (Paslon) nomor urut 01 Herman Deru-Cik Ujang (HDCU) dan pasangan nomor urut 02 Eddy Santana Putra-Rizky Aprilia (ESP). Saling sanggah terjadi ketika ESP mempertanyakan pengelolaan Jakabaring Sport City (JSC) Palembang. Menurut dia selama masa kepemimpinan Herman Deru terbengkalai kompleks olahraga yang dibangun dengan biaya besar di era Alex Noerdin. "Kami melihat JSC kumuh, tidak ada pemeliharaan. Wisma atlet parah, venue dayung juga tidak digunakan lagi. Bagaimana tanggapan saudara? Kenapa dibiarkan menjadi seperti ini?" tanya ESP. Herman Deru pun menanggapi pernyataan ESP. Dirinya membantah dan menegaskan selama masa jabatannya, kawasan JSC dirawat dengan baik. Ia mengklaim bahwa kondisi buruk yang disebutkan ESP terjadi setelah masa kepemimpinannya berakhir. "Pak Eddy salah. Selama saya menjabat, Jakabaring dirawat dengan baik. Mungkin kondisi terbaru yang Anda lihat terjadi setelah saya tidak menjabat lagi," ujar dia. Selain JSC, ESP pun kembali menyinggung Herman Deru dengan beberapa proyek mangkrak lain, seperti Masjid Raya Sriwijaya dan Pasar Cinde, yang tidak dilanjutkan Herman Deru selama menjabat sebagai Gubernur Sumsel. "Banyak pembangunan yang mangkrak dan menjadi kumuh selama delapan tahun terakhir. Ini adalah tanggung jawab gubernur untuk melanjutkan proyek-proyek sebelumnya, tetapi Anda membiarkan itu terkatung-katung," kata dia. Herman Deru memberikan penjelasan terkait proyek-proyek tersebut, terutama pembangunan Pasar Cinde yang menurutnya terhambat oleh masalah hukum. HD menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak bisa melanjutkan proyek jika masih ada persoalan hukum yang belum selesai. "Bapak tahu, proyek (Pasar Cinde) itu bermasalah sejak awal, termasuk residu dan investornya yang mundur. Hal ini menyebabkan persoalan hukum. Tidak mungkin kita menganggarkan proyek besar kalau tanahnya belum *clear and clean,"jelas HD. Debat ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan tajam antara kedua paslon dalam hal prioritas pembangunan dan cara menangani proyek-proyek infrastruktur yang bermasalah. Herman Deru membela rekam jejaknya, sementara Eddy Santana Putra terus menekan dengan kritik tajam. Dengan hari pencoblosan yang semakin dekat, momen seperti ini menjadi ajang penting bagi para kandidat untuk meyakinkan masyarakat Sumsel terkait visi dan program mereka dalam menangani isu pembangunan dan tata kelola wilayah.
ADVERTISEMENT