Konten Media Partner

Imbas Kekeringan di Sumsel: Warga Gunakan Air Danau Bercampur Lumpur

23 Oktober 2019 22:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kekeringan. (foto: W Pratama/urban Id)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kekeringan. (foto: W Pratama/urban Id)
ADVERTISEMENT
Kemarau panjang yang melanda Sumatera Selatan membuat sebagian besar wilayah 'Bumi Sriwijaya' mengalami kekeringan. Bahkan di Kabupaten Penukal Abab Pematang Ilir (PALI) warga yang kesulitan mendapatkan air besih terpaksa menggunakan air dari danau yang keruh dan bercampur lumpur.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dilakukan warga di Desa Sinar Dewa, Kecamatan Talang Ubi. Sudah dua bulan terakhir warga di desa ini memanfaatkan air danau untuk keperluan mandi hingga mencuci. Padahal saat ini debit air danau sedang surut sehingga membuat air menjadi keruh dan berbau.
"Air lebung (danau) ini menjadi sumber air satu-satunya yang bisa digunakan warga. Meskipun keruh tapi warga tidak mempunyai pilihan lain," kata Farida yang merupakan warga setempat, Rabu (23/10).
Farida bilang, sebenarnya mandi menggunakan air danau tersebut dapat membuat tubuh terasa gatal. Akan tetapi, hal itu harus dihiraukannya agar tetap bisa mandi dan mencuci pakaian.
"Ya mau bagaimana lagi daripada tidak mandi, kalau gatal-gatal saja sudah biasa karena airnya memang sudah bercampur lumpur," katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk kebutuhan minum dan memasak, Farida mengaku masih dapat menggunakan air dari sumur warga yang masih menyimpan cadangan air bersih. Akan tetapi karena sumur tersebut hanya ada satu, warga harus sabar mengantre.
"Tak jarang terkadang ada warga yang sampai cekcok akibat rebutan antrian," katanya.
Warga di Desa Sinar Dewa, Kecamatan Talang Ubi, PALI, Sumsel, harus memanfaatkan air danau yang bercampur lumpur. (Foto: Istimewa)
Ismail yang juga warga desa setempat menyampaikan hal serupa. Menurutnya, untuk warga yang ekonominya lebih baik, mereka dapat membeli air isi ulang untuk kebutuhannya.
"Iya kalau ada uang bisa beli, tapi kalau harus tiap hari beli kan susah juga. Jadi air di danau menjadi alternatif yang bisa digunakan," katanya.
Oleh karena itu, dirinya berharap Pemerintah Kabupaten PALI dapat memperhatikan kondisi yang dialami warga saat musim kemarau seperti ini. Terlebih, kata Ismail, sejak musibah kekeringan terjadi belum ada bantuan dari pemerintah setempat kepada warga.
ADVERTISEMENT
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PALI, Junaidi Anuar, mengatakan pihaknya baru mendapat kabar ada warga desa yang mengalami kekeringan. Untuk itu, pihaknya segera mengirimkan sejumlah mobil tangki air ke lokasi.
"Sudah kita minta petugas untuk menyalurkan air bersih kepada warga di desa itu. Masalah ini akan menjadi perhatian kami," katanya. (jrs)