Kabut Asap di Palembang, Siswa TK-SD Diusulkan Belajar di Rumah

Konten Media Partner
7 September 2023 16:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses pemadaman yang dilakukan warga di lahan kebun yang terbakar di Desa Bakung, Inderalaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Kamis (31/8) Foto: ary priyanto/urban id
zoom-in-whitePerbesar
Proses pemadaman yang dilakukan warga di lahan kebun yang terbakar di Desa Bakung, Inderalaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Kamis (31/8) Foto: ary priyanto/urban id
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kabut asap dampak dari Karhutla kini kian pekat dirasakan masyarakat Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) karena polusi udara yang sudah melewati ambang batas dapat berpotensi menyebabkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
ADVERTISEMENT
Dengan begitu DPRD Sumsel pun meminta kepada pemerintah dan dinas terkait untuk dapat mengambil langkah seperti menggelar pembelajaran di rumah bagi nak-anak yang menempuh pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD).
"Karena anak-anak rentang usia 4-12 tahun dari tingkat TK dan SD paling rentan terpapar ISPA dengan langkah pembelajaran dari rumah merupakan hal yang tepat sebagai upaya pencegahan,"kata Ketua DPRD Sumsel RA Anita Noeringhati, Kamis (7/9).
Selain itu, Anita juga menyoroti bahwa banyak orang dewasa yang mulai mengalami batuk dan mengalami gangguan pernapasan. Situasi ini perlu menjadi perhatian dinas kesehatan dan pemerintah kabupaten dan kota.
"Oleh karena itu saya mengajak masyarakat menjaga lingkungan dan tidak membakar sampah karena ini bisa berkontribusi pada polusi udara," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel) Herman Deru mengakui jika ISPU di kota Palembang mulai memburuk. Hal ini merupakan dampak dari Karhutla yang terjadi di sejumlah wilayah seperti OKI, OI dan Palembang.
"Jadi harapan saya, jangan lagi ada yang membuka lahan dengan membakar. Pun yang tidak sengaja tolong berhati-hati," ungkap Herman Deru.