Kabut Asap Karhutla, Warga Palembang Diminta Pakai Masker

Konten Media Partner
2 September 2023 17:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menggunakan masker. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menggunakan masker. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Selatan (Sumsel) mengimbau masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan mengingat kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) diperkirakan sudah masuk ke wilayah Palembang yang terbawa angin dari wilayah Ogan Komering Ilir (OKI).
ADVERTISEMENT
"Kami sudah memberikan imbauan ini ke masyarakat melalui surat edaran ke kabupaten dan kota untuk mulai menggunakan masker untuk melindungi diri dan menjaga kesehatan," kata Kepala Dinkes Sumsel, Trisnawarman, Sabtu (2/8).
Trisnawarman menyebutkan Dengan adanya kabut asap mulai memasuki Palembang masyarakat dianjurkan menggunakan masker berjenis N95 yang lebih efektif dalam mencegah paparan polusi masuk ke dalam tubuh ketimbang masker bedah dan masker katup.
"Kami juga mengimbau untuk penggunaan masker sebaiknya, gunakan N95," ungkap dia.
Selain itu, pemakaian masker bukan hanya tidak digunakan untuk mencegah terpapar kabut asap yang mulai masuk ke Palembang namun juga melindungi dari virus.
"Kami juga minta masyarakat menjalankan pola hidup sehat, dengan menggunakan air bersih, membersihkan lingkungan, untuk mencegah berbagai penyakit lainnya seperi DBD dan Tipes,"kata dia.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumsel Wandayantolis mengatakan pada 1 September 2023 terpantau kualitas udara di Kota Palembang telah melebih nilai ambang batas (NAB) sekitar 60,98 mikrogram per meter kubik. Pihaknya telah melakukan pengukuran dengan metode pengukuran konsentrasi PM 2.5 yang dapat mendeteksi partikel udara berukuran kecil seperti debu yang dapat mengganggu kesehatan.
"Pantauan pada alat kami memang partikel pm 2.5 berada pada level sedang. Di udara sudah banyak partikel padat debu dan residu pembakaran," jelas dia.
Untuk itu pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk mencegah setiap potensi sekecil apa pun yang menyebabkan kebakaran pada pemukiman, lahan, hutan dan kebun.
Pada sisi yang lain, kondisi yang kering karena kemarau meningkatkan masuknya partikel padat ke udara yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
ADVERTISEMENT
"Efek jangka pendek PM 2.5 yaitu penyakit jantung, paru-paru, bronkitis, dan serangan asma. Efek kesehatan ini berdampak pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa yang lebih tua," kata dia.