Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Kurir Narkoba Diupah Rp 130 Juta untuk Antarkan Sabu dari Aceh ke Sumsel
25 Februari 2025 16:12 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Chairil Ubaidi warga Palembang , terdakwa kasus penyelundupan narkoba jenis sabu seberat 9 kilogram, mengakui perannya sebagai kurir dalam jaringan sindikat narkoba antar provinsi.
Dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Palembang pada Selasa (25/2/2025), Chairil mengungkapkan dirinya dijanjikan upah total Rp130 juta untuk mengantarkan barang haram tersebut.
Di hadapan majelis hakim yang dipimpin oleh Hakim Agung, Chairil menjelaskan bahwa sabu tersebut adalah milik seseorang bernama Pakde Agam, warga Medan, Sumatera Utara, yang saat ini berstatus Daftar Pencarian Orang (DPO) .
"Barang sabu 9 kilogram tersebut milik Pakde Agam warga Medan," ujar Chairil dalam persidangan.
Chairil mengaku telah dua kali mengantarkan sabu dari Aceh ke Betung, Sumsel. Sebagai imbalan, ia menerima pembayaran awal Rp100 juta dan dijanjikan tambahan Rp30 juta jika pengiriman ke Palembang sukses.
Terdakwa juga menyebut telah menerima berbagai bentuk fasilitas, termasuk pembelian mobil secara kredit dari Anton (DPO) serta pinjaman uang Rp5 juta. Selain itu, Chairil mengaku menerima transferan senilai Rp15 juta dari Pakde Agam untuk mendukung aksinya sebagai kurir.
Ketika majelis hakim menanyakan siapa penerima sabu di Palembang, Chairil mengaku tidak mengenal orang tersebut karena seluruh komunikasi hanya dilakukan melalui telepon.
"Saya tidak tahu siapa penerimanya, hanya komunikasi lewat telepon," kata Chairil.
ADVERTISEMENT