Lahan Gambut di Sumsel Akan Digarap untuk Pertanian dan Perkebunan

Konten Media Partner
7 Februari 2022 19:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi lahan gambut. (Foto: W Pratama/Urban Id)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lahan gambut. (Foto: W Pratama/Urban Id)
ADVERTISEMENT
Pemprov Sumatera Selatan (Sumsel) akan memanfaatkan lahan gambut sebagai lahan pertanian dan perkebunan, sebab lahan gambut di Sumsel menjadi yang terbesar kedua di pulau Sumatera dengan luasan 25 hingga 35 persen dari total luas wilayah Sumsel yang mencapai 9 juta hektare.
ADVERTISEMENT
Wakil Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Mawardi Yahya, mengatakan upaya pengelolaan gambut ini memang perlu dilakukan sehingga lahan gambut ini bisa bermanfaat ekonomi bagi masyarakat.
Hanya saja, dalam pengelolaan lahan gambut tersebut dibutuhkan perencanaan yang matang, sehingga masyarakat paham betul pengelolaannya, apalagi beberapa kawasan di Sumsel terjadi pasang surut.
“Perlu kajian soal tanaman yang cocok untuk lahan ini. Jangan sampai nanti jika air sedang pasang, tanaman tersebut tenggelam dan rusak yang tentunya akan merugikan para petani," kata Mawardi saat bertemu tim International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF).
Sebab itu, Mawardi meminta ICRAF melakukan riset untuk menentukan tanaman yang memiliki potensi besar untuk ditanami di lahan gambut tersebut. Sehingga berdampak dan bermanfaat jangka panjang sebagai percontohan di beberapa luas lahan itu.
ADVERTISEMENT
“Jika itu berhasil, tentu masyarakat akan ikut memanfaatkannya, sebab sebagian masyarakat pada umumnya ingin melihat contoh keberhasilannya terlebih dahulu,” katanya.
Wakil Gubernur Mawardi Yahya bersama tim ICRAF tersebut dalam rangka membahas pelaksanaan project sustainable Landscape for Climate-Resilient Livelihoods (Land4Live).
Proyek ini memiliki fokus utama mengurangi deforestasi, meningkatkan kondisi lahan, serta juga meningkatkan penyerapan karbon di tiga provinsi di Indonesia yakni Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, dan juga NTT.
Project tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pada sektor ekonomi dan iklim, mata pencaharian, dan ketahanan pangan untuk para petani perempuan dan laki-laki yang miskin dan rentan serta pada sektor usaha kecil, khususnya perhatian pada pengusaha perempuan.
Proyek tersebut secara langsung mentargetkan perubahan penggunaan lahan yang berbahaya bekerjasama dengan para petani dalam upaya mengurangi deforestasi dan reklaim lahan gambut sekaligus mengurangi kerentanan iklim serta meningkatkan mata pencaharian.
ADVERTISEMENT
Pada pelaksanaan proyek dalam upaya mempromosikan alam berbasis solusi melalui pertanian cerdas iklim dan pengelolaan lahan dan air yang komprehensif.
Sumsel sendiri merupakan satu dari tiga provinsi yang akan dilakukan project tersebut. Dimana di Sumsel sendiri akan terfokus di dua daerah yakni Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Musi Banyuasin.
Sementara itu, Indonesian Country Coordinator, Sonya Dewi, menjelaskan, project tersebut untuk mencari solusi dalam meningkatkan kehidupan para petani dan lingkungan. Artinya, meskipun dilakukan pengelolaan, lingkungan masih akan tetap terjaga dengan baik.
"Kita berupaya mencari cara bagaimana masyarakat tetap hidup dengan mengelola lahan pertanian tapi dengan kualitas alam yang terus terjaga. Termasuk juga melakukan tata kelolanya," kata Sonya.
Dia menyebut, pihaknya akan bekerjasama dengan petani untuk meningkatkan kapasitas pertanian tersebut. "Termasuk soal potensi lahan gambut untuk pertanian, pasarnya seperti apa. Sehingga ketahanan pangan tetap terjaga dan ekonomi masyarakat meningkat," katanya.
ADVERTISEMENT