Konten Media Partner

Mahasiswi Pelapor Pelecehan Seksual di UNSRI Sempat Dikurung di Toilet

5 Desember 2021 10:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prosesi yudisium mahasiswi UNSRI yang sempat viral di media sosial. (Screenshot Instagram Urban Id).
zoom-in-whitePerbesar
Prosesi yudisium mahasiswi UNSRI yang sempat viral di media sosial. (Screenshot Instagram Urban Id).
ADVERTISEMENT
Salah satu pelapor dugaan pelecehan seksual di Universitas Sriwijaya (UNSRI) yang sempat viral karena protes namanya tidak ada saat yudisium inisial F disebut sempat dikurung di toilet oleh oknum pegawai di UNSRI. Setelah dilepaskan, akhirnya mahasiswi tersebut protes ke podium dan videonya viral di media sosial.
ADVERTISEMENT
Kasubdit IV Renakta Polda Sumsel, Kompol Masnoni, membenarkan informasi ada upaya penyekapan F, hal itu diketahui saat pemeriksaan korban. “Iya saat pemeriksaan korban sempat bercerita tentang kejadian itu hingga sempat tidak bisa ikut yudisium,” kata Kompol Masnoni kepada Urban Id, Minggu (5/12).
Salah satu alumni Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UNSRI juga bercerita bahwa peristiwa penyekapan itu terjadi sebelum mahasiswi F menuju podium dan memprotes karena namanya tidak ada saat proses yudisium hingga videonya viral. Beruntung saat itu ada salah satu dosen yang meminta F untuk dikeluarkan.
“Ada salah satu dosen yang mendengar teriakan mahasiswi itu dari arah dalam toilet. Ada penjagaan juga. Dosen itu hafal dengan suara anak itu, dosen itu menuju ke arah sumber suara dan bertanya mana F, dia harus ikut Yudisium,” kata alumni yang minta namanya tidak dikutip.
ADVERTISEMENT
Dosen itu meminta agar F jangan dikurung dan akhirnya F dikeluarkan setelah berdebat dengan beberapa orang yang menjaga. Setelah keluar, F langsung masuk ruang yudisium dan terjadilah situasi seperti di dalam video yang viral di media sosial.
“Para alumni UNSRI ini sebenarnya tergerak hatinya melihat kejadian seperti ini dan spontanitas saja beberapa orang berupaya ingin adanya perubahan dan berharap kejadian serupa tidak terulang lagi,” tuturnya.
Beberapa alumni memang banyak yang tidak terima dan berupaya menyuarakan atas kejadian yang saat ini mulai ramai ke permukaan publik. Alumni juga menyayangkan ada surat pemanggilan F yang isinya sarat akan intimidasi. “Isi surat itu sudah ada upaya menekan, itu sangat kami sayangkan,” tutur alumni UNSRI ini.
ADVERTISEMENT
Sementara itu terkait prosesi yudisium itu, Wakil Rektor III Unsri Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Iwan Stia Budi, mengatakan terdapat 157 mahasiswa Fakultas Ekonomi yang mengikuti yudisium pada Jumat (3/12).
"Memang ada sedikit kegaduhan akibat misinformasi yang beredar sebelumnya. Tapi kami pastikan semua ikut dalam yudisium," katanya.
Hanya saja, menimbang dari banyaknya jumlah peserta. Maka pelaksanaan yudisium dilakukan dalam 2 sesi. Yakni pagi dan siang. Dimana mahasiswi berinisial F (sebelumnya disebutkan berinisial DR) yang diduga korban pelecehan seksual oleh oknum dosen ikut dalam yudisium sesi kedua.
"Kami menerapkan protokol kesehatan dengan membagi jumlah peserta ke dalam dua sesi," katanya.
Iwan pun meminta agar masalah yudisium Fakultas Ekonomi itu tidak dikaitkan dengan kasus dugaan pelecehan seksual yang saat ini tengah diproses oleh penyidik PPA Ditreskrimum Polda Sumsel.
ADVERTISEMENT
"Jadi jangan salah informasi. Yang benar itu yudisium sudah diatur dan memperhatikan protokol kesehatan," katanya.