Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten Media Partner
Melihat Lebih Dekat Moda Transportasi Sungai di Dermaga BKB Palembang
20 November 2019 19:25 WIB
![Dermaga Benteng Kuto Besak di bawah Jembatan Ampera Palembang. Foto. Reno Saputra/Urban ID](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1574251904/dxgeueuputjuvv4cp6dm.jpg)
ADVERTISEMENT
Dermaga Benteng Kuto Besak (BKB) yang berada di kawasan Jembatan Ampera, Pasar 16 Ilir ternyata masih menjadi pusat penghubung strategis transportasi bagi kawasan perairan Sungai Musi.
ADVERTISEMENT
Dermaga ini menjadi penghubung puluhan desa perairan baik dari Kabupaten Banyuasin hingga Muara Enim. Para sopir speed boat dan kapal tongkang sehari-hari berlayar dari desa ke desa dan berlabuh di Pasar 16 Ilir.
"Banyak desa yang masih terhubung dengan transportasi air ini, meskipun saat ini jalan darat sudah mulai dibangun, banyak warga masih betah dengan naik speedboat," kata Aan, sopir speed boat asal Kecamatan Muara Belida ini.
Moda transportasi sungai ini menjangkau puluhan desa perairan agar bisa terhubung ke Kota Palembang dengan jarak yang relatif cepat sejak tahun 1970an.
Misalnha warga Desa Gedung Buruk, Muara Belida Muara Enim akses jalan yang masih terbatas masih memilih speed boat sebagai angkutan transportasi sungai menuju Kota Palembang.
ADVERTISEMENT
"Minat masih cukup tinggi, dengan ongkos sekitar Rp25 ribu per orang, moda transportasi ini masih sangat diminati, apalagi sudah pasti bebas dari macet kendaraan," kata Aa
Kendala yang dihadapi umumnya lebih kepada cuaca seperti kabut asap, hanya saja sejauh ini masih bisa diatasi dengan berangkat agak sedikit siang.
"Biasanya berangkat pagi pukul 06.00 wib, sampai ke Palembang pukul 07.00, kalau perjalanan darat bisa sampai 1,5 jam karena faktor jalan yang masih begitu mulus untuk kendara
Sopir speed boat lainnya, Mukhlis (40 tahun) mengatakan, untuk ukuran speed boat agak besar bisa menampung sekitar 20 orang, dan biasanya berlayar ke kawasan Jalur, Bayuasin. Sedangkan untuk speedboat ukuran kecil bisa menampung 9 hingga 10 orang.
ADVERTISEMENT
Selain penumpang, angkutan sungai ini juga membawa barang seperti ikan dan udang dari kawasan perairan Sungai Musi. "Sejauh ini speed boat masih banyak, sangat sedikit yang beralih profesi meskipun jalan darat yang terhubung ke desa-desa perairan mulai gencar dibangun," kata Mukhlis.
Sementara itu, salah satu awak kapal tongkang Surya (35 tahun) mengatakan, untuk angkutan penumpang menggunakan kapal tongkang sudah mulai sedikit, karena kebanyakan menggunakan speed boat. "Angkutan barang yang masih bertahan saat ini, dan beras salah satu komoditi yang paling sering diangkut," katanya. (eno)