Meneropong Lompatan Bisnis Tokopedia dari Kaca Mata Pengguna

Konten Media Partner
20 Oktober 2021 7:59 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pregi Santosa Dasuan, mitra Tokopedia di Palembang, yang kini sudah mencapai level diamond 1 dalam waktu 9 bulan. Foto: Reno/Urban Id
zoom-in-whitePerbesar
Pregi Santosa Dasuan, mitra Tokopedia di Palembang, yang kini sudah mencapai level diamond 1 dalam waktu 9 bulan. Foto: Reno/Urban Id
ADVERTISEMENT
Pada 17 Agustus 2009, William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison, meluncurkan Tokopedia dengan misi pemerataan ekonomi digital. Ihwal perjalanan bisnisnya, Tokopedia sangat dekat dengan ekosistem UMKM bahkan menjangkau hampir semua penjuru Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Kiprah e-commerce yang paling banyak diakses di internet berdasarkan data Similarweb kuartal I (Q1) 2021 itu, makin dekat dengan pengguna setelah melakukan berbagai strategi marketing. Salah satunya, dengan menunjuk BTS bahkan BlakPink sebagai brand ambassador.
Kini Tokopedia melakukan kolaborasi bisnis bersama Gojek yang diberi nama GoTo. Merger ini disebut-sebut sebagai lompatan besar perusahaan dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia dan Asia Tenggara.
Produk yang dijual Pregi. Foto: Istimewa
“Dalam waktu 9 bulan sejak Januari 2021, saya sudah mencapai level diamond 1. Itu artinya saya banyak mendapatkan keuntungan, salah satunya gratis ongkos kirim yang lebih banyak,” kata Pregi Santosa Dasuan (26), mitra Tokopedia di Palembang, Rabu (20/10).
Mitra Tokopedia yang menjual produk kategori ibu dan anak ini bilang, level ini dicapainya dengan cara menerapkan sistem pemasaran yang lebih masif dan terarah. Aktif di media sosial salah satu kunci yang dapat diterapkan untuk mencapai level tertinggi.
ADVERTISEMENT
“Saya sudah sejak 5 tahun terakhir mencoba berbagai jenis marketplace, pasang surut berjualan online sudah saya lewati. Namun kali ini saya benar-benar merasakan bisnis melalui e-commerce yang menguntungkan tidak hanya bagi UMKM, namun juga bagi kurir dan pelanggan,” ujar mitra yang naik dua level tiap bulan itu.
Pencapaian Pregi. Foto: Istimewa
Pregi membeberkan beberapa keuntungan yang diperoleh sejak kawinnya Gojek dan Tokopedia. Menurutnya, pelanggan di daerah makin luas pasarnya, karena waktu pengiriman barang yang lebih cepat dan murah, sehingga UMKM di daerah semakin terpacu memasarkan produk.
“Mitra juga mendapat sharing fee lebih kecil, sehingga UMKM seperti kami dapat menjual produk secara real, pembeli pastinya akan mendapatkan harga lebih murah dan driver makin banyak order paketnya,” kata Pregi.
Bu Neneng bersama para tetangga sekitar rumah menyiapkan paket makanan yang akan dibagikan kepada anak yatim, kaum dhuafa dan sejumlah masyarakat lain yang kurang mampu. Foto: Reno/Urban Id
Mitra Tokopedia Warung Bu Neneng juga merasakan sensasi yang berbeda ketika berselancar di ruang aplikasi Tokopedia Nyam. Ibu rumah tangga lulusan SMA sederajat ini tidak pernah menyangka dirinya yang gagap teknologi, malah ketagihan menekuni penjualan online.
ADVERTISEMENT
“Saya jadikan rumah ibu mertua sebagai warung online, tidak perlu sewa ruko. Saya cari nafkah lewat dapur kecil dan hasilnya cukup menjanjikan bagi saya seorang ibu rumah tangga,” tutur Bu Neneng bernama asli Rita Damayanti (44) itu.
Kok bisa jualan makanan di Tokopedia?. Bu Neneng menceritakan, sejak kolaborasi Gojek dan Tokopedia, ternyata berjualan makanan siap saji makin asyik. Mitra bisa memanfaatkan layanan gratis ongkos kirim melalui driver Gojek.
“Pembeli banyak yang tanya, jika pesan di sini berapa lama pesanan sampai. Saya jawab, paling beberapa menit sudah sampai tergantung lokasi permintaan. Mereka kaget, hingga sekarang malah jadi langganan,” kata Bu Neneng menceritakan dengan penuh semangat.
Mitra dengan kualitas produk dan ulasan bintang lima ini membeberkan strategi suksesnya menggaet para pelanggan. Bu Neneng mengaku selalu berfikir positif bahwa bisnis yang dirinya jalani sudah pasti untung, meski menjual dengan harga yang relatif lebih murah.
ADVERTISEMENT
“Saya cari berkahnya, pelanggan saya ajak bersedekah dengan membeli makanan di warung saya. Harganya tidak dinaikkan karena sharing fee di Tokopedia sangat kecil. Keuntungannya hampir sama baik dijual online maupun offline,” kata Bu Neneng.
Setiap hari Jumat, Bu Neneng selalu menyisihkan keuntungan untuk membagikan makanan ke sejumlah tempat seperti panti asuhan, kaum dhuafa hingga anak yatim. Pelanggan yang tergugah hatinya bahkan itu berdonasi.
Selain itu, Bu Neneng juga merangkul para tetangga untuk membantu bisnisnya, termasuk mengajak para ibu-ibu belajar mengaji di pondok halaman rumahnya secara gratis.
“Tentunya kami ingin semua mendapat berkah. Di tengah kondisi ekonomi yang serba sulit ternyata ibu rumah tangga masih bisa eksis berjualan online, semoga semua ibu rumah tangga yang lain bisa tetap produktif di tengah pandemi,” tutur Bu Neneng.
ADVERTISEMENT
Salah satu pelanggan Warung Bu Neneng, Juriyah (28) mengaku senang makin banyak marketplace yang kreatif menawarkan kemudahan bagi pengguna. Tidak hanya sebatas menawarkan produk dengan banyak keuntungan, namun juga dapat menjadi andalan pengguna di tengah pandemi.
“Kehidupan sudah berubah, teknologi makin maju pesat. Tidak dapat dipungkiri pengguna akan memilih marketplace yang memang dapat menjadi kebutuhan. Tentunya saya berharap agar perusahaan ecommerce makin bersaing ketat menawarkan kemudahan pelanggan,” katanya. (eno)