Meneropong Potensi Pembiayaan KUR Replanting Sawit di Sumsel

Konten Media Partner
3 September 2019 19:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas petani sawit, Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas petani sawit, Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Potensi pembiyaaan pada sektor perkebunan sawit di Sumatera Selatan masih cukup menjanjikan, sejumlah petani mengklaim masih banyak pohon sawit yang perlu peremajaan. Satu hektar kebun sawit membutuhkan biaya sekitar Rp 60 juta, sedangkan rata-rata perkebunan sawit yang ditanam telah memasuki usia di atas 25 tahun ke atas.
ADVERTISEMENT
"Sejauh ini ada 18 koperasi yang sudah bekerjasama untuk peremajaan sawit di tahun ini, realisasi KUR pada pembiayaan ini mencapai Rp 67,6 miliar, dan kali ini ada 10 koperasi lagi yang akan bekerjasama kurang lebih potensinya sekitar Rp 120 miliar," kata Direktur Pemasaran Bank Sumsel Babel Antonius Argo Prabowo, usai menandatangani perjanjian kerja sama dengan koperasi sawit, di kantor pusat Jakabaring, Selasa (3/9).
Antonius bilang, saat ini sudah ada empat kabupaten di Sumsel yang telah melakukan perjanjian kerjasama yakni Musi Banyuasin, OKI, OKU dan Muara Enim. "Dari Rp 120 miliar itu, kami optimis realiasi di atas Rp 60 miliar, jika pun melebihi ekspektasi kami juga sudah siapkan sekitar Rp 200 miliar dari KUR tambahan di tahun ini," kata dia.
ADVERTISEMENT
Diketahui, Bank Sumsel Babel tergabung dalam Bank mitra Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Program replanting ini terdiri dari porsi dana bantuan BPDPKS ditambah fasilitas kredit investasi pembangunan kebun dan dana replanting koperasi.
Sejumlah koperasi melakukan kerjasama replanting perkebunan sawit di Bank Sumsel Babel
Salah satu petani sawit di Ogan Komering Ilir Didik (31) mengatakan sejauh ini mekanisme online dalam verifikasi persyaratan cukup membantu, hanya saja waktu yang dibutuhkan untuk pencairan prosesnya cukup lama yakni sekitar 2 hingga tiga bulan.
"Untuk 2 hektar kebun sawit yang akan diremajakan butuh dana sekitar Rp 120 juta. Rata-rata usia kebun sawit pada koperasi kami mencapai 27 tahun dan kini sudah tidak terlalu produktif lagi, makanya replanting sangat dibutuhkan," tutur ketua KUD Dwi Tunggal ini.
ADVERTISEMENT
Petani sawit lainnya di Ogan Komering Ulu, Nukman menyebutkan sejauh ini sawit masih potensial baik dari sisi harga maupun produktivitas. Menurutnya, hingga saat ini belum berfikir untuk mengganti dengan komoditi lain.
"Replanting sawit sejauh ini masih menjadi pilihan utama, sehingga masih sangat butuh peremajaan, sebab sawit yang ditanam rata-rata di tahun 1990an ke atas," katanya. (eno)