news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menikmati Pindang Pegagan di Warung Terapung 'Mbok War' Palembang

Konten Media Partner
7 November 2019 16:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu warung terapung di Sungai Musi dekat Jembatan Ampera Seberang Ilir, Kamsi (7/11). (Foto. Reno /Urban iD)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu warung terapung di Sungai Musi dekat Jembatan Ampera Seberang Ilir, Kamsi (7/11). (Foto. Reno /Urban iD)
ADVERTISEMENT
Sungai Musi yang membelah Seberang Ulu dan Seberang Ilir Kota Palembang memiliki daya tarik tersendiri. Tak sekedar menikmati panorama sekitar dengan naik getek (kapal kecil), di sungai ini pun bisa wisata kuliner dengan menyantap menu khas Sumatera Selatan.
ADVERTISEMENT
Tepatnya di sekitar Jembatan Ampera 16 Ilir, banyak berdiri warung-warung yang menyajikan menu olahan makanan khas. Mulai dari pempek, tekwan, model, brengkes, nasi pindang dan sajian kuliner lain, berbagai rasa dan ciri khas.
Salah satu yang menggelitik mata memandang adalah warung terapung. Warung ini berbentuk kapal yang terbuat dari kayu dan mengapung di pinggir sungai. Warung terapung ini dibentuk sedemikian rupa dengan memperkuat unsur kearifan lokal.
Warung terapung ini bersandar pada tiang dermaga yang kemudian diikat dengan seutas tali. Saat ada ombak dari kapal yang melintas, warung terapung ini pun ikut bergoyang meski tidak menimbulkan guncangan yang kuat.
Untuk masuk ke warung terapung ini ada jembatan penghubung yang harus dilalui. Jangan takut terjatuh, jembatan yang digunakan di sini cukup aman meski dinaiki oleh beberapa orang.
Suasana di dalam warung terapung yang menghadap ke Jembatan Ampera. (Foto.Reno/Urban ID)
Masuk ke warung ini, harum kuah pindang pun sudah terasa. Meja makan yang menghadap ke arah Sungai Musi pun menambah daya tarik siapa saja yang datang. "Kami menyediakan menu andalan pindang pegagan, alsi Muara Penimbung Ogan Olir Sumatera Selatan," kata Wardilah, pemiliki warung terapung Pindang Mbok War ini, Kamis (7/11).
ADVERTISEMENT
Mbok War yang akrab disapa para pengunjung ini menjelaskan, rata-rata warung terapung di sekitar Ampera menyediakan sajian pindang, hanya saja rasa pindang yang ditawarkan punya khas dan peminatnya sendiri-sendiri.
"Paling yang membedakan hanyalah racikan dan resepnya saja, pindang pegagang umumnya tidak terlalu banyak rempah. Jika pindang lain sangat lengkap dengan olahan bumbu dapur, pindang pegagang khas kami ini hanya butuh bahan utama seperti cabe, bawang, serai, nanas," kata Mbok War.
Dari bentuknya, pindang pegagan berkuah merah kekuningan. Kuahnya pun cukup segar dengan rasa asam dan pedas ringan. Pindang ini pun tampak tidak terlalu berminyak, berbeda dengan jenis pindang khas Sumsel lainya.
Mbok War bilang, jelang pukul 11.00 WIB pengujung makin ramai, apalagi menu utama yang ditawarkan cocok untuk kebutuhan makan siang. Tak hanya sopir getek yang menyukai namun juga pendatang hingga artis sudah pernah mencoba pindang pegagang miliknya.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya menu lain juga ada, seperti ayam bakar, ayam goreng dan lainnya. Hanya saja pindang menjadi menu yang paling banyak dicari terutama pindang ikan baung harganya mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 40.000 per porsi," kata Mbok War yang sudah 15 tahun berjualan ini.
Sajian pindang yang ditawarkan bervariasi, seperti pindang tulang, ikan patin, ikan gabus, hingga pindang udang. "Kalau pendatang rata-rata ramai saat akhir pekan," kata Mbok War. (eno)