Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Menjaga Hutan Kota, Merawat Kehidupan Semesta
17 Agustus 2023 22:18 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Anita (32) bersama sang suami gemar mengajak serta buah hati mereka, Diva, mengunjungi Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu. Tak sekadar menikmati sejuknya udara di sana, pasangan muda ini pun memiliki misi lain sering mengajak anak perempuannya yang masih balita itu mengunjungi hutan kota yang berlokasi di Jl. Kol. H. Burlian, Srijaya, Kec. Alang-Alang Lebar, Kota Palembang.
ADVERTISEMENT
Keduanya ingin putri kecilnya bisa mengenal hutan sejak dini. Anita pun mengakui sebagai kalangan yang tumbuh di kota besar seperti Palembang kesempatan mengunjungi hutan bukan sesuatu yang mudah.
“Harapannya kami ingin dia secara perlahan memahami bahwa hutan sangat berarti bagi manusia,” ujar Anita, Sabtu (12/8/2023) lalu.
Pilihan aneka aktivitas anak yang sedang tren dan diyakini mampu memberikan stimulus bagi tumbuh kembang anak pun juga dijajal oleh pasangan kompak ini. Keduanya pun tak segan memberikan akses pilihan kegiatan bagi buah hati tercintanya. Namun, pilihan untuk mengenalkan program cinta lingkungan sejak kanak-kanak telah menjadi komitmen bersama bagi keduanya.
“Kami ingin anak-anak kami tidak hanya mengetahui hutan dari penjelasan guru di sekolah, buku bacaan atau konten media sosial. Kami ingin anak merasakan langsung pengalamannya menyatu dengan alam, salah satunya dengan berkunjung ke sini, ke hutan kota Punti Kayu,” terang Anita.
ADVERTISEMENT
Manager Taman Wisata Alam Punti Kayu Palembang, Raden Azka, menjelaskan objek wisata alam ini tak sekadar menawarkan sensasi berwisata alam yang menyenangkan.
Hutan wisata yang mulanya dijadikan hutan konservasi sejak masa sebelum kemerdekaan, tepatnya tahun 1936 ini, memiliki berbagi fungsi. Beberapa fungsinya yakni sebagai hutan wisata dengan berbagai vegetasi alam dan sebagai penyumbang udara bersih bagi masyarakat kota Pempek.
Masyarakat atau pengunjung dapat menikmati sejuknya udara, rindangnya pepohonan dan melihat lebih berbagai jenis hewan.
“Pengunjung bisa berwisata alam dan sekaligus mendapatkan edukasi soal lingkungan,” terang Raden.
Raden menyebut minat masyarakat untuk berkunjung ke hutan kota cukup tinggi. Setiap bulannya tercatat ada 1.000-2.500 pengunjung.
“Momen yang paling banyak pengunjung tercatat pada awal tahun, idul fitri atau hari libur keagamaan dan libur sekolah,” ujarnya.
Demi menjadi pilihan di hati masyarakat, pengelola TWA Punti Kayu pun terus berbenah. Saban tahun selalu ada inovasi yang dihadirkan. Seperti halnya tahun ini, ada spot foto yakni area kinciran berwarna merah dan rumah pohon.
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan, pengelola TWA Punti Kayu pun berkolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari pemerintah, perusahaan BUMN dan swasta untuk menjaga hutan kota ini tetap lestari sebagai salah satu penyuplai udara bersih di kota Palembang.
“Kami bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat untuk tetap menjadikan TWA Punti Kayu sebagai salah satu pusasalah satunya untuk menambah fasilitas yang ada di TWA Punti Kayu,” jelas Raden.
Serapan Karbon Tinggi
Kepala Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel Ujang Wisnu Barata mengatakan TWA Punti Kayu memiliki fungsi ekologis dalam menjaga keseimbangan ekosistem yakni menjaga iklim baik di dalam maupun diluar kawasan dengan menyerap CO2 melalui proses fotosintesis.
"Punti Kayu secara fungsinya merupakan Taman Wisata Alam. Kontribusi TWA Punti Kayu bagi masyarakat yaitu menyediakan sarana rekreasi alam, pendidikan, penelitian dan pelestarian budaya,” jelasnya.
Bahkan, keberadaan TWA Punti Kayu di Palembang tentunya berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Misalnya saja untuk menyerap emisi karbon yang direduksi oleh kemampuan alamiah pepohonan dalam menyerap senyawa berbahaya ini.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumsel dan BKSDA Sumsel nilai cadangan karbon di TWA dapat diketahui tegakan pohon mahoni dan pada tingkat pohon didominasi oleh pinus, secara umum membentuk komposisi hutan pinus di TWA Punti Kayu.
Potensi biomassa dari tegakan tingkat tiang dan pohon di TWA Punti Kayu sebesar 219,60 ton per hektare (ton/ha). Dari nilai biomassa tersebut mengandung cadangan karbon sebesar 0,45 ton/ha pada tingkat tiang dan 102,76 ton/ha pada tingkat pohon setara dengan dengan kemampuan menyerap CO2 sebesar 378,79 ton/ha.
"Tentunya dengan adanya berbagai pohon di Punti Kayu ini sangat membantu untuk menyerap emisi karbon Hal ini tentu memberikan dampak baik bagi masyarakat,” kata Raden.
ADVERTISEMENT
Jika sebagian orang berpendapat hutan kota di kota Palembang atau lebih dikenal dengan Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu hanya sekadar taman wisata saja.
Hal itu tentu berbeda bagi Ujang, Raden dan Anita. Bagi mereka merawat hutan kota adalah upaya menjaga semesta. Sebab, dari hutan juga pula manusia banyak bergantung dan mendapatkan manfaat baik darinya.
Nyatanya, hutan kota seluas 39 hektare berisikan beragam jenis pepohonan dan hewan di dalamnya menyimpan beragam kebaikan bagi masyarakat.(**)