Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Menyusuri Sungai Musi dengan Kapal Putri Kembang Dadar
1 Desember 2019 21:15 WIB

ADVERTISEMENT
Di kenal dengan Kota Wisata Sungai, Palembang memiliki daya tarik tersendiri. Jika datang ke Palembang ada yang kurang rasanya apabila belum pernah menyusuri sungai terpanjangnya di Sumatera.
ADVERTISEMENT
Restoran-restoran apung dan perahu-perahu getek berjejer menghiasi Sungai Musi. Jika anda melihatnya ketika malam hari, kerlap-kerlip sinar lampunya mengerling genit mempercantik kawasan di bawah Jembatan Ampera ini.
Hanya saja, jika ingin berwisata menyusurinya, hendaknya anda lakukan ketika cakrawala masih terang dan cerah. Nah kali ini, ada moda transportasi menarik bermuatan 120 hingga 150 orang untuk menemani menyusuri Sungai Musi di siang hari.
KM Putri Kembang Dadar menjadi pilihan menarik untuk berwisata beramai-ramai menyusuri sungai musi. "Biayanya Rp 8,1 juta, lama perjalanan 3 jam, namun bisa ditolelir untuk waktu tempuh, dan apabila ada penambahan menyesuaikan, karena ada penambahan biaya bahan bakar," kata Staf Umum dan Marketing PT SP2J, Doni.
Doni bilang, biaya tersebut sudah termasuk alat musik dan pemain organ tunggal, penyanyi, pemandu wisata serta layanan dari anak buah kapal. Biaya juga sudah termasuk fasilitas pendukung yang ada di dalam kapal.
ADVERTISEMENT
Perjalanan dimulai dari Dermaga Point, Benteng Kuto Besak berkeliling Sungai Musi dengan tujuan wisata, Pulau Kemaro. Selama perjalanan penyewa juga bisa menyusuri sungai sesuai tempat yang diinginkan.
Menggunakan kapal ini, wisatawan dapat melihat banyak rumah rakit, rumah penduduk yang mengapung di atas Sungai Musi. Selain itu, kawasan Bagus Kuning, Masjid Lawang Kidul, Masjid Ki Merogan, Benteng Kuto Besak, dan jugai kapal besar pengangkut barang.
"Biasanya tujuan akhir wisatawan itu Pulau Kemaro. Di sana bisa mengunjungi destinasi bangunan kelenteng dan pagoda tinggi, daerah ini juga jadi tempat peribadatan etnis Tionghoa," katanya.
Kunjungan biasanya sangat ramai ketika perayaan Cap Go Meh. Tak hanya etnis Tionghoa dari Indonesia yang berdatangan, tetapi juga dari Tiongkok, Malaysia, dan Singapura. (eno)
ADVERTISEMENT