Modus Oknum Dosen Unsri Lecehkan Mahasiswi: Tawarkan Bantuan Skripsi

Konten Media Partner
4 Desember 2021 16:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kanpus Universitas Sriwijaya. (foto: Ary Priyanto/Urban Id)
zoom-in-whitePerbesar
Kanpus Universitas Sriwijaya. (foto: Ary Priyanto/Urban Id)
ADVERTISEMENT
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sriwijaya (Unsri) saat ini membuka posko pengaduan bagi para mahasiswi yang merasa pernah menjadi korban pelecehan seksual oknum dosen.
ADVERTISEMENT
Ketua Satgas BEM Unsri, Rahmad Riady, mengatakan sudah ada 2 mahasiswi berinisial F dan C dari Fakultas Ekonomi yang melapor telah menjadi korban pelecehan oleh oknum dosen.
"Bahkan salah satu di antarannya sudah melaporkan kasus ini juga ke Mapolda Sumsel," katanya, Sabtu (4/12).
Berbeda dari kasus mahasiswi berinisial DR, 2 korban kali ini mengaku dilecehkan secara verbal bukan fisik. Yakni melalui pesan WhatsApp, telepon, dan DM di Instagram.
"Oknum yang dilaporkan statusnya juga salah satu dosen," katanya.
Rahmad bilang, menurut para korban tindak pelecehan itu juga terjadi September 2021. Dimana modus oknum tersebut dengan menawarkan bantuan mempermudah pembuatan skripsi.
Menurutnya, dalam obrolan dengan korban oknum tersebut memancing obrolan yang berkaitan dengan orientasi seks. Serta bertanya seputar privasi korban dan mengkungkapkan perkataan yang menjrus cabul.
ADVERTISEMENT
"Korban sebenarnya memberikan respon dingin kepada oknum itu. Tapi karena ada korelasi dalam bimbingan skripsi maka terpaksa korban menanggapinya," katanya.
Selain itu, dari pengakuan korban oknum itu juga pernah melakukan panggilan video saat malam hari. Tapi tidak diangkat korban. kemudian, jika chat-nya tidak direspon korban maka akan langsung dihapus.
Rahmad menambahkan, dalam waktu dekat kemungkinan ada 3 mahasiswa lain yang akan melaporkan kasus dugaan pelecehan. Hanya saja, sejauh ini sifatnya masih dalam penyelidikan internal BEM.
"Laporan baru ini bisa menguatkan bahwa oknum tersebut adalah predator seksual. Modusnya juga sama yakni soal skripsi," katanya.
Sebenarnya, kata dia, masih banyak mahasiswi yang pernah menjadi korban pelecehan seksual. Hanya saja, banyak dari mereka yang tidak berani bersuara.
ADVERTISEMENT
"Kami masih melakukan pendalaman siapa lagi yang pernah menjadi korban. Posko juga siap untuk menampung laporan korban," katanya. (aab)