Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Motif Guru SMP di Palembang Ditodong Sajam oleh Rekan Kerja: Honor Belum Dibayar
5 Februari 2025 14:50 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) di SMPN 1 Palembang, Marlita Yuana (55) mengalami teror, penyekapan, dan ancaman dari seorang rekan seprofesinya. Terduga pelaku, TD (32), yang berstatus sebagai guru honorer, kini telah diamankan oleh Polsek Ilir Barat (IB) 1 Palembang.
Insiden ini terjadi di ruang guru sekolah mereka yang berlokasi di Kecamatan Bukit Kecil, Palembang, pada Selasa (4/2/2025) sekitar pukul 06.00 WIB. Kapolsek IB 1, AKP Ricky Mozam, membenarkan kejadian tersebut dan memastikan bahwa pihak kepolisian telah menerima laporan resmi dari korban.
Dari hasil pemeriksaan awal, TD diduga nekat melakukan aksi penyekapan karena permasalahan honor yang belum dibayarkan. Namun, honor yang dimaksud bukanlah milik TD sendiri, melainkan milik rekannya.
"Motif sementara yang kami temukan adalah pelaku ingin menagih honor yang belum dibayarkan. Namun, informasi yang kami peroleh menyebutkan bahwa honor itu bukan hak terduga pelaku sendiri, melainkan milik rekannya," ujar AKP Ricky.
Marlita mengungkapkan bahwa ancaman dari TD sudah berlangsung sejak Jumat (17/1/2025). Selama hampir satu bulan, ia merasa ketakutan karena TD kerap mengancam akan melakukan kekerasan terhadapnya.
"Dia sering mengatakan akan menembak dan menghabisi saya. Ancaman ini membuat saya tidak nyaman bekerja di sekolah. Setiap hari saya selalu was-was jika dia mencari saya," kata Marlita.
Klimaks dari aksi teror itu terjadi pada Selasa pagi ketika Marlita tiba di sekolah. TD langsung membawanya masuk ke ruang guru dan menyekapnya. Beruntung, beberapa rekan guru lainnya berhasil menggagalkan aksi tersebut sebelum situasi semakin memburuk.
Setelah kejadian itu, Marlita memilih untuk tidak datang ke sekolah selama beberapa hari terakhir. Ia mengaku mengalami trauma berat akibat kejadian tersebut.
"Saya sangat ketakutan. Setiap kali dia mencari saya di sekolah, saya histeris. Bahkan para guru dan murid juga ikut terdampak. Konsentrasi saya untuk mengajar hilang, makan pun tak enak, tidur tidak nyenyak," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Live Update