Papan Elektronik Masjid Unsri Diretas: 'Salat No 1, Presiden No 02'

Konten Media Partner
22 Maret 2019 20:21 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masjid Al Ghazali Unsri (istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Al Ghazali Unsri (istimewa)
ADVERTISEMENT
Sebuah foto yang memperlihatkan papan elektronik di Masjid Al-Ghazali Universitas Sriwijaya (Unsri) Indralaya, Kampus Ogan Ilir, Sumatera Selatan, menghebohkan warga.
ADVERTISEMENT
Sebab, di papan elektronik tersebut tertulis ajakan untuk memilih salah satu pasangan capres yang bertuliskan,"Salat No.1, Presiden No. 2".
Ketua Pengurus Masjid Al Ghazali Unsri Indralaya, Ustaz Nurhasan, menyebut tulisan tersebut membuat jemaah yang sedang beribadah di masjid tak nyaman.
Running text yang menunjukkan ajakan untuk memilih salah satu capres (istimewa)
“Saat kami melihat langsung, Jumat pekan lalu, langsung kami turunkan. Bahkan, kami sampai mencabut jack (kepala penyambung daya listrik, red) agar papan elektronik tersebut mati total,” katanya, pada Jumat (22/3).
Diketahui, saat waktu salat tiba, papan elektronik tersebut akan mati selama 20 menit, lalu kembali menyala. Saat menyala, tulisan terkait capres itu tiba-tiba saja muncul.
Nurhasan menjelaskan, papan elektronik tersebut memang bisa diubah dengan menggunakan aplikasi di smartphone dengan sambungan wifi. Pihaknya menduga, ada oknum tak bertanggung jawab yang melakukan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Nurhasan mengaku cukup kesulitan mencari pelaku, karena masjid itu tidak hanya digunakan oleh mahasiswa saja, namun juga yang berasal dari Aparatur Sipil Negara (ASN), dosen, hingga masyarakat umum yang beribadah.
“Sampai saat ini kami belum bisa melacaknya. Kami menduga ini adalah upaya percobaan untuk memainkan sistem sebelumnya. Sekali lagi, kami tidak mengetahui ada unsur apa,” kata Nurhasan.
Peristiwa ini dinilai mencoreng nama kampus Unsri.
“Tempat ibadah tidak boleh dilakukan hal tersebut,” kata Nurhasan.
Terkait adanya papan elektronik yang diduga diretas, wakil rektor Unsri turut angkat bicara. Mereka menganggap, oknum tersebut tidak pantas melakukan kegiatan peretasan di dalam tempat ibadah.
“Kita dari Unsri menyayangkan ada orang yang merusak citra Unsri, sebagai Kampus yang sangat netral. Bahwa tidak boleh ada yang kegiatan politik di kampus,” ujar Wakil Rektor III Unsri Dr. dr. Mohammad Zulkarnain di Kantor Pusat Administrasi (KPA).
ADVERTISEMENT
Bahkan pada saat gaung Pemilu mulai terasa, Zulkarnain telah melakukan komitmen kepada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan organisasi mahasiswa (Ormawa) agar menjaga nama baik kampus. Sebab, dikhawatirkan citra Unsri akan ternoda jika melakukan kegiatan politik secara vulgar.
“Kami dari Unsri tetap menjaga netralitas kami selama Pemilu ini,” tutur Zulkarnain.
Menurutnya, saat ini mereka akan melakukan beberapa pencegahan agar hal tersebut tidak terulang kembali.
Mulai dari menurunkan sementara papan elektronik di masjid sampai waktu pemilu usai, hingga imbauan kepada seluruh unsur yang ada di dalam kampus.
“Saya takutkan ini yang melakukan pihak luar. Saya sudah komitmen kepada Ormawa dan BEM di Kampus untuk menjaga nama baik Unsri yang menjadi kebanggaan mereka,” katanya. (jrs)
ADVERTISEMENT