Konten Media Partner

Pemkot Palembang Mulai Simulasi Pemberian Makan Bergizi Gratis

21 November 2024 18:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siswi SMP di Palembang saat menikmati makan bergizi gratis. Foto : Dok Kominfo Palembang
zoom-in-whitePerbesar
Siswi SMP di Palembang saat menikmati makan bergizi gratis. Foto : Dok Kominfo Palembang
ADVERTISEMENT
Pemkot Palembang telah memulai simulasi pemberian makan bergizi gratis di SMP Negeri 9 dan SMP Negeri 10 Palembang pada Kamis 21 November 2024. Simulasi makan bergizi gratis yang dilakukan Pemkot Palembang sebagai persiapan program unggulan Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan meningkatkan gizi anak sekolah. Pada tahap awal, makan bergizi gratis diberikan kepada siswa kelas 7, 8, dan 9. Menu yang disiapkan meliputi nasi, ayam teriyaki, sayuran, buah, susu, dan air mineral. "Takaran gizinya sudah dihitung dan dikontrol oleh ahli gizi. Simulasi akan terus dilakukan hingga ada petunjuk teknis dari pemerintah pusat," ujar, Pj Wali Kota Palembang Ucok Abdulrauf Damenta. Pemkot Palembang memperkirakan anggaran per porsi makan bergizi gratis sebesar Rp15.000 per siswa. Dengan total jumlah siswa, estimasi kebutuhan anggaran mencapai Rp42 miliar. Namun, Ucok menegaskan bahwa detail anggaran masih menunggu arahan dari pemerintah pusat. "Jika nantinya daerah diminta menyiapkan dana, simulasi ini membantu kami memperkirakan kebutuhan anggaran," katanya. Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Adrianus Amri menambahkan bahwa setiap porsi makanan dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, dengan pendampingan ahli gizi dalam proses penyusunannya. "Dibanding daerah lain yang estimasinya Rp25.000–Rp30.000 per porsi, anggaran Palembang lebih rendah karena menyesuaikan dengan harga bahan baku di sini," jelasnya. Amri juga mengungkapkan sejumlah evaluasi selama simulasi, seperti jadwal pemberian makan di sekolah yang memiliki jam belajar berbeda. Misalnya, siswa kelas 1 dan 2 SD yang belajar hingga pukul 10.00 pagi memerlukan penyesuaian waktu pemberian makanan. "Hal ini menjadi perhatian kami untuk mitigasi risiko ketika program berjalan secara penuh," tambahnya. Simulasi akan dilakukan di berbagai sekolah dengan target mencakup minimal satu sekolah per kecamatan. Setelah SMP, program ini akan diperluas ke tingkat SD, menyesuaikan jumlah siswa dan kapasitas tiap sekolah. "Simulasi ini dilakukan secara bergiliran. Misalnya, SMP 10 hanya satu hari, kemudian pindah ke sekolah lain," jelas Amri.
ADVERTISEMENT