Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Pempek Nori Tempura, Kombinasi Makanan Khas Palembang dan Jepang
22 Juli 2023 14:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Beragam jenis olahan pempek selalu menjadi makanan favorit. Namun tak ada salahnya untuk mencoba varian pempek yang satu ini yakni Pempek Nori Tempura
ADVERTISEMENT
Pempek Nori Tempura merupakan kombinasi olahan resep makanan Khas Palembang dan Jepang yang ada di menu Fow Coffe, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
"Konsep kita itu food fusion Jepang, perpaduan kuliner tradisional Palembang yang dikombinasikan dan hasilnya Pempek Nori Tempura," kata Pencetus sajian Pempek Nori Tempura, Owner Fow Coffee Palembang, Feroka Putra W, Sabtu (22/7).
Feroka menyebutkan pembuatan Pempek Nori Tempura hampir sama dengan pempek umumnya. Namun saat penyajian, rebusan pempek dibalut Nori serta disajikan dengan mentimun dan penyajian yang ditata.
"Bercita rasa gurih, Pempek Nori Tempura memberikan sensasi tiga rasa berbeda dalam sekali santap, " kata dia.
Selain Pempek Nori Tempura, beberapa menu khas Palembang yang ditawarkan Fow Coffee yakni Ramen Telur pembaruan hidangan mi celor dengan kombinasi Jepang, kemudian gulai sapi asap inovasi gulai khas Sriwijaya.
ADVERTISEMENT
"Inovasi menu baru idenya karena kecintaan terhadap palembang, pengin buat tradisional lebih modern. Seperti mi celor kan, biasanya pakai kuah kaldu udang. Nah di sini kita buat lebih gaya ramen tapi tetap cita rasa aslinya dipertahankan," jelas dia.
Fero mengatakan, konsep Fow Coffee Palembang memang banyak memadukan gaya dan desain interior dari Thailand, kemudian berbagai hidangan referensi dari Jepang. Namun sejak 2018 berdiri, Fow Coffe Palembang tetap mengutamakan permintaan konsumen.
"Harga kita mulai dari Rp35-55 ribu. Sekarang sudah lebih dari 50 menu yang kami tampilkan. Termasuk makanan tradisional, nusantara, dan minuman beragam kopi. Hingga sekarang kita tetap survive," ungkapnya.