Konten Media Partner

Pendangkalan di Pelabuhan Tanjung Api-Api Bahayakan Keselamatan Transportasi

12 Maret 2024 9:25 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bambang Haryo Soekartono saat meninjau kondisi pendangkalan di Pelabuhan Tanjung Api-Api, Banyuasin, Sumsel. (ist)
zoom-in-whitePerbesar
Bambang Haryo Soekartono saat meninjau kondisi pendangkalan di Pelabuhan Tanjung Api-Api, Banyuasin, Sumsel. (ist)
ADVERTISEMENT
Pendangkalan perairan di Pelabuhan Tanjung Api-Api (TAA), Banyuasin, Sumsel, menjadi perhatian serius karena dapat mengancam keselamatan transportasi penyeberangan. Baik penumpang maupun logistik.
ADVERTISEMENT
Apalagi Pelabuhan Tanjung Api-Api ini direncanakan tak hanya menjadi pelabuhan darat tetapi juga laut, yang melayani penumpang dan logistik lintas Palembang-Bangka Belitung.
"Dengan mengalihkan penyeberangan logistik dari Pelabuhan Boom Baru ke TAA, otomatis pelabuhan akan diperbesar dan kapal-kapal besar akan bersandar. Namun nyatanya tidak diimbangi dengan perawatan alur," kata pengamat kebijakan publik, Bambang Haryo Soekartono, Selasa, 12 Maret 2024.
Pria yang akrab disapa BHS ini menyebut kepelabuhan tak hanya terdiri dari dermaga pelabuhan saja, tetapi juga ada alur yang sangat bagus.
"Dengan kondisi alur yang dangkal ini sangat menyulitkan pelayaran terutama saat air surut. Bahkan kondisi ini membuat kapal-kapal tidak bisa berlayar," katanya.
Hal itu karena kondisi perairan yang dangkal ini tak jarang membuat kapal kandas hingga menyebabkan kecelakaan. Tak hanya itu, jika perairan dangkal, maka bagian bawah kapal akan sering tergesek sesuatu yang keras hingga rentan menipis.
ADVERTISEMENT
"Saat itu terjadi, kapal akan bocor dan menyebabkan terjadinya kecelakaan dan kapal bisa tenggelam. Itu sangat bahaya," kata Anggota DPR RI periode 2014-2019 itu.
Adapun yang membahayakan lainnya, kondisi perairan dangkal akan menyebabkan kapal banyak mengisap lumpur. Ini menyebabkan mesin kapan menjadi panas berlebih dan kapal akan cepat rusak.
"Solusinya dikeruk, sejak 2013 atau lebih dari 10 tahun lalu, tidak ada perawatan alur, soal anggaran tinggi untuk pengerukan tak sebanding dengan pentingnya keselamatan penumpang dan logistik," jelas BHS.
Bila tidak dilakukan maka hanya kapal kecil yang bisa bersandar di pelabuhan tersebut, dan jika itu terjadi tentu akan menghambat pertumbuhan perekonomian, baik di Sumatera Selatan maupun Bangka Belitung.
Kondisi pendangkalan di Pelabuhan Tanjung Api-Api. (ist)
Kasi Operasional Pelabuhan Tanjung Api-Api Dinas Perhubungan Sumsel, Zulkarnain, mengatakan mereka juga telah menyampaikan masalah pendangkalan tersebut dan mengusulkan agar dilakukan pengerukan ke Pemerintah Pusat.
ADVERTISEMENT
"Benar seperti kata Pak Bambang tadi, kondisi dangkal di kolam labuh dan alur pelayaran harus diatasi segera dengan pengerukan," katanya.
Menurutnya, lama surut pelabuhan bisa sekitar 3-4 jam dalam sehari. Bila sampai 3 jam maka akan ada 2 kapal yang terlambat keberangkatannya sehingga penumpang dan logistik menjadi lambat sampai.
"Pendangkalan ini sejak dua tahun terakhir. Tetap operasi tetapi dengan menunggu alam dalam artian air pasang kembali," katanya.
Salah seorang Nakhoda Kapal, Alexander, mengatakan pendangkalan terjadi sangat parah pada musim angin barat. Di mana saat pasang air besar, dan saat surut air sangat kecil.
Sebagai nakhoda kapal yang membawa penumpang dan logistik, ia cukup khawatir dengan kondisi tersebut. Selain takut membahayakan penumpang karena dapat menyebabkan kecelakaan dan lainnya, juga membuat mesin kapal cepat rusak.
ADVERTISEMENT
"Upaya yang saat ini kami lakukan dengan menunggu air pasang, menunggu di tempat dangkal itu," katanya.