Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Penderita Hepatitis di Sumsel Tahun 2024 Capai 884 Ribu Kasus
31 Juli 2024 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pj Sekda Sumsel , Edward Candra menyampaikan berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) sepanjang 2024, terdapat 884 ribu kasus hepatitis di provinsi ini.
ADVERTISEMENT
"Untuk Sumsel ada 884 ribu kasus hepatitis di 2024," kata dia saat hadir dalam peringatan Hari Hepatitis Sedunia pada 28 Juli 2024.
Sedangkan secara nasional, data SKI menunjukkan bahwa kasus hepatitis di Indonesia pada 2023 mencapai 6,7 juta orang, dengan 56 ribu terdeteksi positif mengidap penyakit kronis organ hati.
Edward menyebutkan penularan hepatitis terjadi melalui berbagai cara, termasuk transfusi darah, kontak langsung dengan orang yang sudah terinfeksi, serta melalui virus.
"Penyakit menular ini terjadi akibat infeksi virus dan faktor lainnya dengan gejala yang muncul mulai dari gaya hidup yang tidak sehat, autoimun, ketergantungan alkohol, hingga pengaruh mengonsumsi obat-obatan tertentu secara berlebihan," ujarnya.
Edward juga menekankan bahwa hepatitis memiliki beberapa jenis, yaitu A, B, C, D, dan E, yang dibedakan berdasarkan sistem penularan, gejala, serta penanganan pengobatan. Hepatitis B dan C dianggap yang paling berbahaya dan mematikan.
ADVERTISEMENT
"Sesuai instruksi keynote Kemenkes, edukasi pencegahan dan deteksi dini perlu dilakukan masif terutama Hepatitis B yang tidak bisa sembuh. Sumsel ditargetkan untuk skrining kesehatan 140 ribu masyarakat," tambahnya.
Langkah penanganan hepatitis di Indonesia, termasuk Sumsel, mulai difokuskan pada ibu hamil. Skrining kesehatan pada perempuan hamil menjadi prioritas untuk mencegah bayi baru lahir terinfeksi hepatitis. Vaksinasi untuk ibu hamil dan bayi baru lahir juga perlu dimasifkan.
"Mulai dari skrining by name by address untuk semua ibu hamil dan kelompok risiko tinggi terkena hepatitis. Ibu hamil di Indonesia setahun rata-rata 4,9 juta dan yang tercatat sudah skrining baru 70 persen," jelas Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI.
ADVERTISEMENT
Untuk pencegahan penularan hepatitis, Kemenkes menyiapkan rapid antigen di seluruh puskesmas yang tersebar di Indonesia secara merata.
Sosialisasi terkait bahaya hepatitis juga diintensifkan, terutama untuk ibu hamil agar mereka mengetahui hak mereka mendapatkan pemeriksaan hepatitis gratis.
"Kemenkes menyiapkan rapid antigen ke puskesmas. Perlu sosialisasikan dan kepada ibu hamil harus tahu haknya, mendapatkan pemeriksaan hepatitis gratis, paling tidak sekali seumur hidup," kata Imran.
Hepatitis dapat muncul dengan gejala ringan atau berat, dan sering kali terdeteksi setelah kondisi sudah parah.
"Bayi kita masifkan imunisasi Hb0 (vaksin hepatitis) dari pertama lahir. Setelah 24 jam kelahiran sudah harus proteksi sebagai upaya waspada hepatitis," jelas Imran.
Dengan langkah-langkah preventif dan edukatif ini, diharapkan kasus hepatitis di Sumsel dan Indonesia pada umumnya dapat ditekan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan pencegahan hepatitis.
ADVERTISEMENT
Live Update