Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Perbandingan Hukum dan Isu Politik Internasional di Jantung Dunia Islam
6 Mei 2025 16:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Hari keempat menjadi titik kulminasi program Field Studi (KKL) PDIH Unissula Semarang di Mesir. Wawasan akademik diperdalam melalui studi perbandingan hukum serta penguatan pemahaman terhadap perkembangan hukum internasional di Fakultas Syariah dan Qanun Universitas Al-Azhar Kairo.
ADVERTISEMENT
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Aura akademik langsung terasa saat rombongan tiba di gerbang kampus Al-Azhar. Ornamen khas Timur Tengah menjulang tinggi dengan perpaduan warna putih dan krem, mempertegas kemegahan kampus tertua di dunia Islam itu. Tepat di sebelah kiri gerbang, tampak jelas tulisan “Kuliah Syariah wal Qanun” (Fakultas Syariah dan Hukum).
Layaknya suasana kampus di Indonesia, para mahasiswa tampak hilir-mudik dengan tas di bahu, ada yang memeluk kitab, dan mengenakan busana yang mencerminkan beragam latar negara asal mereka.
Rombongan tiba pukul 13.30 waktu Mesir dan disambut langsung oleh Prof. Ata Abdul Athi, Dekan Fakultas Syariah dan Qanun, bersama jajaran dekanat dan guru besar.
Dalam forum diskusi yang hangat, para cendekia Al-Azhar memaparkan perbandingan sistem hukum, khususnya dalam konteks Mesir. Salah satu momen menarik adalah saat seorang peserta KKL mengangkat isu Gaza dan HAM.
ADVERTISEMENT
“Bagaimana Al-Azhar menyikapi pelanggaran HAM yang terjadi, terutama terhadap anak-anak di Gaza?” tanya Eka, kandidat doktor dari Pontianak, Kalimantan Barat.
Dibangun pada tahun 970 M oleh Dinasti Fatimiyah, Al-Azhar tumbuh menjadi mercusuar ilmu dan peradaban Islam. Dari sinilah, pemikiran Islam menyebar hingga ke Nusantara. “Semua mazhab fiqh dipelajari di kampus ini,” terang Zikri abdurrozak al kholifah, salah seorang dosen Al-Azhar.
Diskusi berlangsung dinamis, peserta KKL yang merupakan kandidat doktor ini berasal dari berbagai profesi, seperti akademis, polisi, jaksa dan praktisi hukum. Topik yang dibahas mencakup hukum Islam, hukum dagang internasional, hukum pidana, hingga politik hukum internasional. Semua menambah perspektif dan memperkuat fondasi penelitian para peserta.
Tak terasa, waktu setengah hari berlalu cepat di Al-Azhar. "Apa yang kita diskusikan hari ini akan memperkaya khazanah keilmuan dan memperkuat kapasitas riset peserta," ujar Prof. Anis menutup sesi.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, di pagi hari, rombongan dipimpin oleh Dekan Fakultas Hukum Unissula, Dr. Jawade Hafidz, mengawali kegiatan dengan kunjungan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo. Agenda ini menjadi bagian penting dari diplomasi akademik dan mempererat jejaring kelembagaan antara Indonesia dan Mesir.
Dalam suasana akrab dan penuh makna, para kandidat doktor mendapatkan pemaparan tentang peran strategis KBRI dalam menjembatani kerja sama pendidikan, serta gambaran konteks sosial-politik Timur Tengah yang relevan bagi studi hukum internasional.
“Hubungan Indonesia dan Mesir sudah terjalin sejak awal kemerdekaan. Dalam bidang pendidikan, Al-Azhar menjadi magnet yang menarik ribuan pelajar Indonesia,” ungkap Zaim A. Nasution, Wakil Duta Besar RI untuk Mesir.
Kunjungan ke KBRI dan Universitas Al-Azhar menjadi penutup perjalanan di bumi Kinanah. Selanjutnya, rombongan akan melanjutkan etape berikutnya menuju Palestina dan Yordania untuk ziarah spiritual dan studi komparatif di Applied Science Private University (ASU), Amman. (Part 4 / Bersambung)
ADVERTISEMENT
Abdul Malik Syafi'i
Peserta KKL/Kandidat Doktor PDIH Unissula Semarang