Pj Gubernur Sumsel Minta Pertamina Urus Kebocoran Pipa Gas di Prabumulih

Konten Media Partner
21 Maret 2024 17:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim IMT saat menutp kebocoran pipa gas, Foto Pertamina Hulu Rokan Zona Empat
zoom-in-whitePerbesar
Tim IMT saat menutp kebocoran pipa gas, Foto Pertamina Hulu Rokan Zona Empat
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni meminta Pertamina untuk dapat mengantisipasi setiap kejadian yang akan berdampak ke lingkungan dan masyarakat sekitar seperti pipa gas bocor yang ada di Prabumulih
ADVERTISEMENT
Insiden semburan gas yang diduga berasal dari sumur Migas RJA 54 milik Pertamina Hulu Rokan Zona (PHZ) 4 Adera Fiel, mengakibatkan para warga di sekitar lokasi terganggu pernapasannya.
Kebocoran gas dari sumur Migas RJA 54 tersebut, membuat warga merasakan sesak napas, pusing hingga mual-mual.
Semburan gas tersebut terjadi pada Selasa 12 Maret 2024 lalu, yang berada di daerah administratif antara Kota Prabumulih dan Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Sumsel.
“Perlu kita mengantisipasi setiap kejadian, Pertamina sudah koordinasi dengan pemda. Akan segera diatasi bersama,” kata dia, Kamis 21 Maret 2024.
Selain itu, Agus Fatoni menyebutkan insiden tersebut dirinya menyerahkan sepenuhnya ke Pj Prabumulih.
“Kita cek lagi, tanya sama Pj Prabumulih nanti,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Pj Wali Kota Prabumulih Elman membantah jika terjadinya semburan gas dari sumur RJA 54 milik Pertamina Hulu Rokan Zona (PHZ) 4 Adera Fiel, bukan di wilayahnya.
Elman menyebutkan jika Kecamatan Payuputat yang diisukan menjadi lokasi kebocoran gas tersebut, berseberangan dengan lokasi kejadian di Kabupaten PALI.
“Itu di daerah PALI, kalau di Prabumulih aman,” ucapnya.
General Manager Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Djudjuwanto berujar, sumur Migas RJA 54 yang mengalami kebocoran pada selasa (12/3) yang lalu, berhasil dilakukan penutupan atau sumur tidak aktif/suspend.
Dalam dalam menentukan metode penanganan yang cepat dan tepat, lanjut Djudjuwanto, dibutuhkan analisa dan fokus tim yang cermat, mengingat pekerjaan ini termasuk beresiko tinggi.
"Memang diperlukan penanganan yang cepat dan tepat, namun kami juga harus fokus pada aspek keselamatan yang merupakan prioritas utama," ujarnya dalam rilis keterangan resminya
ADVERTISEMENT