Konten Media Partner

Pleno KPU di Sumsel Ricuh, Polisi Berikan Tembakan dan Gas Air Mata

7 Mei 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi petugas saat mengamankan lokasi dengan memberikan tembakan peringatan dan gas air mata (istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi petugas saat mengamankan lokasi dengan memberikan tembakan peringatan dan gas air mata (istimewa)
ADVERTISEMENT
Pleno terbuka rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan (Sumsel) diwarnai kericuhan, Selasa (7/5).
ADVERTISEMENT
Alhasil polisi beberapa kali harus mengeluarkan tembakan peringatan serta gas air mata untuk membubarkan massa. Kericuhan berawal dari perhitungan suara calon legislatif Empat Lawang untuk Kecamatan Lintang Kanan. Lantaran adanya perbedaan hasil perolehan suara, rapat pleno itu diwarnai interupsi dari saksi partai Golkar dan Nasdem.
Kapolres Empat Lawag, AKBP Eko Yudi Karyanto membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, kericuhan terjadi sekitar pukul 15.00 WIB dimana saat itu terjadi pergolakan di dalam sidang pleno yang digelar di Kantor DPRD Empat Lawang.
"Dalam rapat yang dihadiri semua calon legislatif, KPU, Bawaslu, dan instansi terkait tersebut, terdapat sejumlah perdebatan," katanya, Selasa (7/5)
Puncaknya, kata dia, saat dua calon legislatif Raka Warsih dari Partai Golkar dan Suprianto dari Partai Nasdem meminta agar komisioner melakukan penghitungan suara melalui C1 hologram. Namun, permintaan itu ditolak karena itu merupakan ranah Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).
ADVERTISEMENT
“Dari saat itu, terjadi pergolakan, bahkan sampai ada gebrak meja,” jelasnya.
Kemudian, ada dua PPK yang dipermasalahkan saat itu yakni PPK Talang Padang dan Lintang Kanan. Kericuhan di dalam ruang DPRD tersebut akhirnya berdampak para mulai marahnya massa pendukung calon legislatif tersebut. Akhirnya, mereka mendobrak pagar.
“Petugas terus berupaya untuk menghalau massa. Tembakan peringatan pun dilepaskan,” katanya.
Akan tetapi, ternyata massa pun membalas dengan melemparkan batu kea rah kantor DPRD. Akibatnya sejumlah kaca pun pecah. Karena, kondisi masa yang semakin anarkis, akhirnya semua komisioner KPU Empat Lawang dievakuasi ke tempat aman.
“Kerusuhan terjadi sekitar 20 menit, namun setelah itu massa membubarkan diri dan situasipun kembali kondusif,” katanya.
Namun, lanjut Eko, tidak ada korban dalam kericuhan tersebut baik dari sisi petugas maupun dari massa pendukung. Atas situasi ini, pihaknya meminta agar lokasi pleno lanjutan tidak lagi dilakukan di lokasi yang sama karena dikhawatirkan akan banyak lebih banyak massa yang datang.
ADVERTISEMENT
“Setelah kejadian ini, pengamanan tentu akan lebih diperketat,” katanya. (jrs)